Pages

Rabu, 03 Agustus 2011

Ini teks lagu dangdut

AIR BUNGA
T : 140 Rita Sugiarto (Imam S.Arifin)

Air bunga ini tiada harum lagi.
Air bunga ini tak mampu mencuci tulisan dosa-dosamu dihati.
Catatan noda yang berkarat ini

Percuma saja kau datang lagi……
Hati ini terlanjur benci.
Biarlah aku seorang diri,
tanpa ada kekasih.
Terlalu parah kau menyakiti……….
Aku sudah tak sudi lagi.
Sedalam apa cintaku ini,
sanggup ku bunuh mati.
Tak’kan kuampuni pengkhianatanmu kasih tanpa ijin malaikat penjagaku ini.

AIR MATA DARAH
T :

Sudah sering kali kau menghianati.
Tapi engkau aku maafkan selalu.
Tapi kali ini kau sungguh terlalu.
Namun engkau ,
aku maafkan salahmu.

*. Simpan saja air matamu.
Tak guna engkau menangis.
Hatiku tak akan mencair
dengan sedu sedanmu itu.
Walaupun tangismu dare.
Hatiku tak akan iba.
Aku sudah bosan melihat
permainan sandiwaramu.










AIR MATA TIADA ARTI
T : 150

Jangan ditanya ataupun bertanya.
Kemana ku kan membawa diriku
jauh darimu……..
Biarkan saja ku akan turuti.
Langkahnya kakiku kemanapun jua
arah dituju………..

*. Tak ada gunanya menangis lagi.
Buang air mata yang tak berarti.
Cukup bagiku sampai disini.
Ku menahan sabar yang tiada arti.
Namun engkau
tetaplah tak mau mengerti.

Mulai saat ini kau anggaplah saja.
Seakan hidupku hilang lenyap sudah.
Dari jiwamu……….







AIR SUSU KAU BALAS AIR TUBA
T :

Kemana akan ku bawa
derita hati yang luka.
Dendam benci karena cinta.
Walaupun emas permata ,
beribu kau kata cinta.
Namun akhirnya kau membuat luka.
Kasih sungguh kejam hatimu pada diriku.
Rupanya sudah biasa kau menghianati cinta.
Air susu kau balas air tuba.

*. Akupun menyadari orang tak punya.
Tapi jangan diriku selalu kau hina.
Walau bagi dirimu tiada mengapa.
Tapi bagi diriku kau buat kecewa.
Biarlah derita ini kutanggung sendiri.
Kar’na diriku sudah tiada berarti.
Tiada berarti………

Yang lalu biar berlalu lupakan saja semua.
Lebih baik kini kita berpisah.
Kalau ku tahu begini tak mungkin aku bercinta.
Air susu kau balas air tuba…..


Aku Bagai Tawanan
T :140 Iis Dahlia Cipt. Rio Astar

Bang apa artinya semua ini bang,
Apa maumu katakan bang katakan.

Mengapa baru sekarang
kau ungkit-ungkit kesalahan yang
sudah kukubur sedalam-dalamnya.

Bukankah dulu kau bilang mencintai
bukan atas diriku suci
ataupun sudah ternoda.
Kau diriku kau maki penuh penghinaan, salah sedikit kau ringan tangan

Untuk apa kau buktikan
aku yang telah hina bila
hanya kau jadikan bagai tawanan.
Tuhan hanya kepadaMU
kupanjatkan doa, jalan mana yang kupilih
surga ataukah neraka.


Anggur Beracun
T:120 Minawati Dewi

Kau berikan cintamu kepadanya.
Nyata didepan mata,
diri ini tega kau tipu.
Yang s’lalu setia kepadamu.

Kau berikan aku secawan anggur.
Anggur cinta beracun.
Kau runtuhkan mahligai cinta yang s’lalu bersama kita bina.

Dulu kau meminang diriku.
Dengan tali emas cinta.

Gaun biru saksi yang bisu
tentang indah cerita cinta.
Kini semua tak bahagia.


ANGGUR MERAH
T :
Semenjak kepergianmu oh sayang,
Tak kuasa ku menghindari cobaan,
Oh… oh…. Oh…. Oh….
Sering ku turuti nafsu,
Di gelas minuman
terbayang wajahmu,
Tersenyum dibuih anggur merah.

Ku tahu terlalu jauh ku melangkah,
Tak kuasa ku menghindari cobaan,

*. Ku akui diriku bersalah padamu,
Betapa kau kecewa
tersiksa merana,
Ku dustai ku lupakan janji cinta.

Maafkan kesalahanku oh.. sayang,
Tak’kan lagi ku lupakan janji cinta

ANI
T : 120 Imam S Arifin Oma Irama

A –ni, A…….ni, sungguh aku tahu.
Kau rindu padaku.
A –ni, A…….ni, engkau juga tahu.
Kurindu padamu.
Tetapi untuk sementara,
biarlah berpisah.
Ku pergi karena terpaksa,
demi cita-cita
A –ni, A…….ni, tabahkan hatimu.

Ini semua aku lakukan demi .
Cintaku kepadamu A...ni,
cinta yang suci.
Nanti bila sudah tercapai cita-cita.
Baru aku akan kembali… padamu.

A-ni sabarlah sayang.
Tunggu kupulang.
Sabarlah sayang, tunggu kupulang,
Sabarlah sayang tunggu kupulang.
A-ni, A………ni, tabahkanlah hatimu.
Aku juga rindu.

Angka Satu
T : 140 Caca Handika

* Masak-masak sendiri,
makan-makan sendiri.
Cuci baju sendiri, tidur-ku sendiri.

Cinta aku tak punya, kekasihpun tiada.
Semuanya telah pergi tak tahu kemana.
Hidup serasa bagaikan angka satu.
Meranalah kini merana.

Kembali dari *

Aduh, duh….. oh…… ingin rasanya
diriku bercinta seperti dulu…u………..
Tapi kutakut gagal lagi.

Aduh, duh… oh… kemana harus kemana diriku membuang sepi…… i………….
yang selalu menyiksa diri.
Atau kurelakan begini.

Kembali dari *




Antara teman dan kasih
T :
Kunanti lama ku menanti.
Datangmu duhai kekasih.
Sungguh lama kumenanti.
Berhari, berbulan-tahun berganti.
Kecewa hati kecewa,
setelah kita berjumpa
Sungguh hatiku kecewa,
karena kini kau telah berdua.

Ternyata dia yang kau cinta,
Karibku yang paling setia.
Betapa aku menderita,
tak akan ku menyakitinya.

Ku kan mencoba untuk melupakanmu.
Walau ku tahu sungguh aku tak mampu.
Demi tak merenggut kebahagiaannya.
Ku relakan segalanya.
Mengapa harus terjadi,cobaan seberat ini.
Hingga harus ku memilih,
antara teman dan kasih.
Biarlah diriku saja, merana dan menderita.
Padamu satu ku pinta, sayangi serta cintailah dia.

ASMARA KURINDU
T :110 Iis Dahlia / Nazwin

Bermimpi……… indahnya hati,
Cintaku terbayang……
jalinan kasih dan sayang.
Andaikan saja……….. dua hati bersabar.
Dua jiwa bersama oh…….
Tak akan pernah berpisah.

Kelam suara kata berbisik,
Untaian nada binasa terjerat dusta…..
Kalau cinta yang nyata
hilang ditelan badai.
Mengapa engkau tergoda,
Mengapa aku terlena
hingga membuat bencana.
Mengapa cinta durjana,
Mengapa gundah gulana.
Asmara penuh prasangka.
Tiada berita untukku,
tiada cerita yang biru
oh… tahukah kasih kurindu.

AWET MUDA
T :
Apabila anda mau awet muda,
Sesungguhnya mudah sekali obatnya,
Sepuluh tahun ‘kan lebih muda,
Dari usia anda semula.
Kalau perlu banyak-banyaklah tertawa,
Tetapi jangan seperti orang gila.

*. Bagi yang sudah tumbuh uban dikepala,
Walau sudah tua coba berjiwa muda,
Juga bagi orang yang tak bergigi lagi,
Pasang gigi palsu kembali muda lagi.

Kalau mau mendengar nasehat saya,
Pasti anda akan melihat hasilnya,
Sepuluh tahun kan lebih muda,
Dari usia anda semula.
Apabila anda mau awet muda,
Coba lakukan saya punya bicara.

BADAI BIRU
T :
Bagai bunga layu di tangkainya.
Hingga jatuh tiada yang sudi
memandangnya.
Biru langitpun kelabu putih,
awanpun berlalu.
Tak perduli walau ada yang sudi.
Memandangpun sebelah mata.
Begitulah cintaku padanya.
Hancur luluh disaat aku tak berdaya.

*. Kemana ku bawa
hati yang merana,hampanya jiwa…
Bumiku berpijak ‘bak diatas bara.
Hancurlah semua cita-cita cinta.
Pedihnya jiwa…..
Rumahku berteduh bagaikan neraka.
Hancurnya asmara dalam
bencana badai biru.

Badai Perkawinan
T: 120 Nais Larasati (Dayu AG)

Tiada kusangka, perkawinan ini
yang dulu kuanggap indah,
tapi ki….ni hanya luka dan kecewa.
Kau bawa diriku kerumah orang-tuamu.
Kar’na kau tahu, ku tiada berharap.
Kau pandang bagaikan sampah.
Lalu kau ba….lut aku
dengan asam cintamu.
Sengaja kau tanamkan duka dalam hatiku.
Ha …………………………….
Tangis dan sakit hati yang aku rasakan.
Kau buat diriku bagaikan seorang pembantu yang s’lalu
kau anggap salah dan s’lalu kau hina.
Setelah aku tahu betapa kejam dirimu…
Ingin aku pulang
tetapi s’lalu kau larang.
Apalah artinya kita hidup bersama,
bila kau tak pernah mau
memperhatikan lagi.

BAHTERA CINTA
T :
L : Beredar sang bumi
mengitari matahari.
P : Merangkaikan waktu
tahun-tahun berlalu.
@ Namun cintaku,
tak’kan pernah berubah
masa demi masa.
Kita berdua
tak’kan pernah berpisah
Baur dalam cinta.

L : Badai dan gelombang
Yang datang merintangi.
P : Mencapai tujuan nun
di pantai Harapan.









Bakar kemenyan
T:150 Caca Handika(Endang Raes)

Jangan, jangan lagi kau lakukan.
Bakar, bakar kemenyan tengah malam
Kar’na itu jalan yang hitam.
Bukan, itu bukan keputusan.
Kutahu kau dendam cinta.
Kepada bekas pacarmu
lalu kau guna-guna.
Jangan, jangan lagi kau lakukan.
Bakar, bakar kemenyan tengah malam

Kalau dia pernah tanamkan dusta.
Jangan balas dia dengan hukum Tuhan.
Itu berdosa, sungguh berdosa.
Terimalah aku sebagai gantinya.
Untuk mnengobati derita cinta.
Lupakan semua dendam membara.

Marilah kita merenda,
merajut sut’ra asmara.
Akupun masih mencintaimu.
Jangan, jangan lagi kau lakukan.
Bakar, bakar kemenyan tengah malam

BANG MANDOR
T : Nita Tahlia Hendro Saky
Duh, Bang Mandor
bagaimana, mana, mana ini
Janji sebulan jadi berbulan.
Kog abang belum datang,
datang melamar
Malu dong bang ditanya orang.
Duh, Bang Mandor
jangan janji lagi-lagi janji.
Kalau lelaki berilah bukti.
Ayah ibuku sudah tak sabar lagi
menjadi wali.
Adik tak minta permata
ataupun rumah yang mewah.
Cukup Qur’an dan sajadah
mas kawin di akad nikah tak apa.
Biar hidup sederhana
makan minum seadanya .
Kalaulah abang setia
adik sudah bahagia, bahagia.
Abang Mandor kapan, kapan,
kapan adik dilamar.

BAYANGANMU
T :
Bayanganmu selalu menggoda
Membuatku tiada berdaya
‘Tuk melupakanmu oh… oh…

Bayanganmu selalu menjelma
Dalam mimpi tiada berdaya
Membuatku sedih… oh… oh…

Bayanganmu selalu menggoda
Membuatku tiada berdaya

‘Pabila ku menjalin cinta lagi
Bayang wajahmu mengoda selalu
Seakan engkau datang menghalangi
Hingga tiada gairah bercinta
Mengapa-mengapa begini







Begadang
T : Oma Irama

Begadang jangan begadang…
Kalau tiada akhirnya…
Begadang boleh saja…a..
Kalau ada perlunya..

Begadang jangan begadang…
Kalau tiada artinya…
Begadang boleh saja…a..
Kalau ada perlunya..

Music……

* Kalau terlalu banyak begadang,
muka pucat karena
darah berkurang.
Bila sering kena angin malam,
segala penyakit
akan mudah datang.
Darilah itu sayangi badan.
Jangan begadang setiap malam.

BEKAS PACAR
T :
Aku juga masih punya perasaan,
Sama seperti dirimu.
Ingin cinta, ingin kasih, ingin sayang,
Sama juga seperti dirimu.

Tapi mengapa…….dirimu selalu
memandangku sebagai musuh.
Seakan kau tak pernah
mengenal diriku…

Kalau sudah tak cinta,
Kalau sudah tak syang,
Janganlah kau katakan,
pada semua orang 2x

Tidakkah kau sadari, biar jelek begini.
Tetapi aku masih bekas pacarmu juga.
Yang pernah kau cinta,
Yang pernah kau sayangi.
Biar sudah benci cukup didalam hati.



BERAKHIR PULA
T :
Kau yang nyalakan,
Engkau pula yang padamkan 2x
Dulu hatiku beku…
dulu hatiku beku.
Dulu hatiku beku,
karena aku kecewa.
Kau yang nyalakan,
engkau pula yang padamkan.

*. Hatiku tiada gairah lagi.
Tak ingin lagi bercinta.
Kembali kau padaku.. 2x

Untuk membuka hatiku
Namun akhirnya kini, berakhir pula
Bagaikan didalam mimpi.

Kini duka nestapa 3x
Yang dating menyiksa jiwa
Kau yang nyalakan,
Engkau pula yang padamkan.
BERCERAI MUDA
T :
Aku terpaksa bercerai muda.
Orang tuamu tiada setuju.
Maafkan kasih maafkan sayang.
Terpaksa aku meninggalkanmu.

*. Aku sadari semua itu.
Kar’na diriku orang tak punya.
Cari olehmu gadis yang lain.
Yang direstui orang tuamu.

Biarlah aku hidup sendiri.
Mengenang nasib yang malang ini.
Oh… oh… oh… oh…. .….








BERCINTA
T :
Sedang kuturut,
sedang ku cinta
Lalu dia diambil orang…
oh…… oh…..…
Tiada kusangka tiada kuduga.
Kalau begini jadinya.

*. Setelah ku cinta
dia tinggalkan aku.
Sehingga hidupku kini merana 2x

Kalau kutahu paria pahit.
Tidak kugulai dengan kelapa
Oh…..… oh……..
Kalau kutahu bercinta sakit.
Tidak kumulai dari semula.





BERDARAH LAGI
T :
Serasa sesak nafasku
Karena segalanya terulang kembali
……..music………
Peristiwa masa yang lalu
Karena segalanya terulang kembali
Peristiwa masa yang lalu

Aku tak menyangka, Hati kan terluka.
Kan berdarah lagi, seperti semula.
……..music………
* Cinta yang pertamaku ku telah kecewa.
Cinta yang keduabertambah parah.

# Kemana akan kupergi
membawa luka hati
yang pedih oh pedih.
Kemana akan ku cari.
membawa luka hati
yang pedih oh pedih.
Kemana akan ku cari.
……..music………kembali ke #

BERDENDANG
T :
Dang.. mari berdendang,
kita berdendang
Gembira ria…, gembira ria
Dang.. mari berdendang,
kita berdendang
Gembira ria…, gembira ria

Hilangkan rasa gelisah
Lenyapkan hati yang duka
Hilangkan rasa gelisah
Lenyapkan hati yang duka

Bersedih…, bersedih….
Janganlah suka bersedih
Gembira… ,gembira…
Sepanjang masa

La….la..la..la..la..la..la…..





Berdosa
T :
Apakah kuberdosa…….
terhadap….. dirimu……..

Apakah salahku duhai kekasihku.
Apa kuberdosa terhadap dirimu.
Apa kuberdosa terhadap dirimu.
Tak guna engkau mencintai diriku.
Jikalau caramu selalu begitu.
Jikalau caramu selalu begitu.
Maafkan salahku……..

*. Kalau kutahu cintamu palsu.
Dari dahulu aku tak mau.
Kalau kutahu cintamu palsu.
Dari dahulu aku tak mau.

Sungguh tak kusangka
dirimu padaku.
Kau berbuat dusta terhadap diriku.
Kau berbuat dusta terhadap diriku.
Sungguh tak kusangka……….
BIARKAN ORANG BICARA
T :
Biarkan saja semua orang menduga.
Kalau cinta kita tak’kan bahagia.
Biarkan saja semua orang bicara.
Hatimu terbagi dalam dua cinta.
Kar’na yang kutahu kau sayangi aku.
Dengan sepenuh jiwa dan kasihmu.
Biarkan saja ku akan tutup telinga.
Dengan bukti cinta dan kenyataannya.

*. Dalam suka duka ,dalam canda ria.
Bahkan di dalam tangispun
kita selalu berdua.
Di kala senangnya, di kala susahnya.
Saling menghibur, saling membantu
dan berbagi rasa.

Aku merasakan, aku mendapatkan.
Seputih cinta, sebesar kasih
yang engkau berikan.
Dan aku percaya, kau akan setia.
Hanya mungkin takdirlah
yang dapat memisahkan kita.
Walau tiada ku dapatkan rintangan.
Dan berdoa…. Demi bahagia.

Biarlah Merana
T :132 Rita Sugiarto Amin Ivos

Kubiarkan diri ini merana dilanda sepi.
Walaupun rindu aku tak ‘kan mencarimu.

* Biarlah kecewa, biarlah merana.
Kubiarkan diri ini menangis didalam hati.
Sampai kapan ku tak tahu,
Hanya Tuhanlah yang tahu.
Ha.. ha…. ha… ha…. ha….
Namun kucoba selalu melupakan dirimu.
Menghapuskan cintaku,
sampai waktu ‘kan berlalu.
Biarlah kecewa, biarlah merana.

Banyak hati yang kecewa,
karena cinta yang hampa.
Mungkinkah aku dapat membalut lukaku.

Kembali ke *

La.. la….. la.. la.. la…... la.. la.. la…..
La.. la….. la.. la.. la…... la.. la.. la…..
Merana , merana, merana, merana.

BIDUAN
T :
Aku seorang biduan,
biduan dari Melayu
Tugasku menghibur tuan,
agar gembira selalu

‘Tuk menghibur hati tuan,
aku menyanyikan lagu
Jangan tuan salah paham
bukannya aku merayu

Memang orang tergila-gila
Kepada seorang biduanita
Bukan maksud hati ingin menggoda
Agar tuan jadi tergila-gila
Ya.. ya.. ya..












Bila salah
T : Kristina Anugrah & Taufiq Apalah

Bila salah, bila salah menabur cinta……
Kelak akan kau menuai buah derita ha…ha…
Sungguh pandai, sungguh pandai
sepandai tupai…………….
Lompat sana, lompat sini pindah-pindah cinta.
Kau cari, kau cari,
kau cari apa yang kau mau…….

Kau kejar walaupun berlari kelobang semut.
Lirikan senyuman rayuan itu senjatamu……
Sehingga diriku tertembak jatuh korbanmu.

Bila salah, bila salah menabur cinta……
Kelak akan kau menuai buah derita
la… la… la… la… la… la… la… la…
Kalau kutahu hatimu pandai menipu.
Aku pikirkan cintaku pada dirimu
Ha…………………..
Diriku ini bukan sebuah lukisan penghias dinding sekedar bahan pandangan.
Kutahu, kutahu, kutahu sudah.
Bagimu, bagimu, bagimu
cinta hanyalah koleksi saja.

BIMBANG
T :
Ani cinta yang pertama,
tiada mudah kulupakan.
Rika berhati mulia, cintanya aku dambakan
Mereka teman yang setia, sama mengharapkan diriku.
Tiada dapat kubedakan, satu diantara dua
Kalau harus ku memilih, sungguh aku tak kuasa.

* Haruskah aku menghancurkan.
Luhurnya nilai sebuah persahabatan.
Haruskah aku memisahkan,
dua insan yang ikhlas di dalam berteman.

Daripada mereka harus berpisah.
Lebih baik aku mengalah.
Bimbang hati jadi bimbang.
Tiada dapat memutuskan.
Goncang jiwa jadi goncang.
Lenyaplah kebahagiaan.
‘Pabila satu yang kupilih.
Pasti yang lain menderita.
‘Pabila tiada yang kupilih.
Pasti mereka tak’kan rela.

BIMBANG T :
Sampai hatimu…. Melupakan janji…..
Pada rembulan…..Yang bersaksi…….
Berselimut kan awan yang syahdu
Di malam itu
kau ciptakan kehangatan
Bukan pula dari hati ini
Membendung air yang
Menetes di mataku

Sendirikah kau disana
Berduakah kau disana
Lama sudah kumerana
Lama sudah kumerana

Kedatanganmu kutunggu
Kehangatanmu kutunggu
Cintaku hanya untukmu
Cintaku hanya untukmu
Kini dihatiku bimbang dan sedih
Menunggu engkau tak kembali disisiku
Hingga kau dan aku memiliki
Janji dulu yang pernah
kau ucapkan oh.. berdua.

BISIK-BISIK TETANGGA
T :
La… la… la… la… la…
Bisik-bisik tetangga.
Kini mulai terdengar s’lalu.
Di telinga hingga menusuk di hatiku
Di telinga hingga menusuk di hatiku
Mengapa engkau harus menyimpan
Sekuntum mawar merah
Dibalik kelambu hitam
Aduh… aduh… aduh…
Aduh… aduh… aduh…

*. ‘Pa bila dirimu ingin mencari hiburan.
Tapi sekurang-kurangnya
jangan menjual kasih sayang.
Walaupun cintaku
kau anggap layu di tangan.
Tapi sekurang-kurangnya
tempat memadu kasih sayang.

Dia memang cantik merayunya
semakin menarik.
Dia memang lincah
Selincah burung merpati.


BONEKA CINTA
T :
Buat kamu bibir ini kumerah-merahi.
Buat kamu pipi ini kubedak-bedaki.
Tapi mengapa kau masih saja,
Main cinta… dengan wanita yang lain.

Buat kamu badan ini kuwangi-wangiin.
Buat kamu baju ini kupantas-pantasin.
Tapi mengapa kau masih saja,
Main cinta oh…dengan wanita yang lain 2x

Lama-lama rasanya aku tak tahan.
Kalau aku kau buat sebagai.
Oooo… boneka cintamu.

Daripada sakitku berulam jantung.
Lebih baik berpisah ooh..
Lepaskan diriku.
Buat apa bercinta kalau makan hati.



Boneka India
T : 150 Ellya Khadam

Hatiku gembira, riang tak terkira,
mendengar berita, kabar dan bahagia.
Ayahku kan tiba, datang dari India, membawa boneka yang indah jelita,
oh sayang……..

Boneka cantik kumimpi-mimpi.
Menjadi idaman sepanjang hari.
Kini kudapat boneka baru untuk hadiah ulang tahunku.

Bonekanya indah, pandai main mata.
Hatiku gembira, riang tak terkira.
Kuayun kubuai, kudendangkan sayang.
Tidurlah hai si buyung
Juwita ku sayang, oh sayang….

Boneka sayang berbaju biru, boleh dipandang tak boleh diganggu.
Boneka cantik dari India boleh dilirik tak boleh dibawa.

BUJANGAN
T :
Katanya enak menjadi bujangan
Kemana-mana tiada yang larang
Hidup terasa ringan tanpa beban
Uang belanja tak menjadi pikiran
Oh bujangan.., oh bujangan…. 2x
Enaknya kalau jadi bujangan
Hidup bebas bagai burung terbang
Kantong kosong tidak jadi persoalan
Tapi susahnya menjadi bujangan
Kalau malam tidurnya sendirian
Hanaya bantal guling sebagai teman
Mata melotok pikiran melayang
Oh bujangan.., oh bujangan…. 2x
Susahnya kalau jadi bujangan
Hidup tidak akan bisa tenang
Ngurusi segala macam sendirian
Oh… boleh saja hidup membujang
‘ pabila hidup belum mapan
Asalkan jangan suka jajan
Oh… tidak boleh hidup membujang
Kalau untuk bebas berkencan
Dengan gonta ganti pasangan
Kalau memang semuanya sudah mungkin
Tentu lebih baik kawin
Kar’na bahayanya hidup sendirian
Berat menahan godaan


BUKAN YANG KUCINTA
T :
Sebagai wanita,
ku tak sanggup lagi.
Kekasih yang kedua
menghianati lagi.
Sampai di manakah aku
harus bertahan.
Ternyata, cintanya lebih kejam
dari yang pertama.
Aduh… aduh… aduh… aduh…

* Kini datang lagi
cinta yang ketiga.
Hampir tak punya rasa
batas-batas cinta.
Berjanji bunga emas
bertirai cemburu.
Tapi yang kuhadapi
bukan yang ku pinta.

Jeritan-jeritan di dalm hatiku.
Ku telan bagai air ludah.
BUKANKAH KAU TAHU
T :
Bukankah kau tahu cerita diriku.
Mengapa oh.. kini kau sesali.
Tiada berguna
kau ungkapkan lagi.

*. Bila kau ingin
melupakan diriku.
Lupakanlah
dengan setulus hatimu.
Aku ingin bebas
seperti dahulu.
Agar hati tenang
dan terang selalu.
Dan tiada lagi
menanggung derita.

Aku akan pergi oh.. jauh darimu.
Janganlah mengharap ku kembali.
Aku akan pergi oh.. jauh darimu.

Bulan
T : Mega Mustika Mamad KM

Bulan temanilah aku,
dimalam yang sesunyi ini.
Jangan kau pergi tinggalkan aku,
seperti dia yang mendustaiku.

Bulan tampakan sinarmu,
mengapa sembunyi diawan hitam.
Kukan cerita tentang dirinya,
yang membuat cintaku merana.
Bulan temanilah aku,
dimalam yang sesunyi ini.

Mengapa tak sedari dulu aku tahu bahwa cintanya bukanlah untukku.

Betapa sakitnya hatiku tercampakkan kisah cintaku yang pertama.
Kejam sungguh kejam dirinya padaku.
Bulan tampakkan sinarmu,
Mengapa sembunyi diawan hitam.
Kukan cerita tentang dirinya,
yang membuat cintaku merana.
Bulan temanilah aku,
dimalam yang sesunyi ini.



Bulan di ranting cemara
T :
Lepas senja, remang melingkar langit.
Tak terasa rindu mulai bangkit.
Janji alam, di malam ini.
Rembulan kan datang menyinari.
Cipta alam, kadang membawa suka.
Ada bulan di ranting cemara.
Rindu-rindu, makin menderu.
Ku ingin kau ada disisiku.
………..musik……..
* Esok hari setelah engkau kembali.
Ku’kan datang menemuimu.
Bercerita betapa rindu hatiku.
Malam itu ku hanya sendiri.
Bisik ranting cemara, bulan tersenyum manja.
Rindu padamu semakin dalam.

Rumpun bambu di sisi kau cemara.
Menambah indahnya suasana.
Angin malam berbisik merdu.
Melintas burung malam berlalu.
Cipta alam kadang membawa suka.
Ada bulan di ranting cemara.
Rindu-rindu makin membara.
Tersenyum bulan di ranting cemara.



Bulan purnama
T : 140 Iis Dahlia Zakaria & Lilies Suryani

Ma..lam indah bu..lan Purnama.
Kududuk ber..du…a.
Bulan bintang yang berta..bur-an..
turut menyak..si..kan...
Malam itu, tak ‘kan kulupa.
Pertama bertemu.
Rasa hati tiada bertanya…..
Hanya pandangan mesra.

Pujaanku, ooh… pujaanku
Ku cinta padamu….
Pujaanku, ooh… pujaanku
Ku cinta padamu….
Berikanlah.. kasih mesra…
Hanyalah untukku.


BUNGA DAHLIA
T :
Bungaku…… Dahlia………

Duhai bunga pujaan, kau Bunga Dahlia
Oh bunga kesayangan, kau Bunga Dahlia
Bunga nan cantik menawan
menjadi rebutan
Sungguh indah di taman
Di Taman Kerinduan
banyak bunga nan molek.
Tak semolek Dahlia, Bungaku… Dahlia

Datanglah kumbang menghampirinya
Menghisap sari bunga Dahlia
Bunga ditaman kini layu di tangan
Kumbang tiada belas kasihan

Bungaku malu-malu merunduk
pucat warnanya
Bungaku malu-malu, bersedih sesali dirinya
Layulah sudah bunga impian
Layulah sudah Bunga Dahlia
Bungaku Dahlia

Bunga nirwana
T :
Aduhai bunga…Bunga Nirwana.
Tempatmu jauh…di capai tangan.
Rupamu indah…tak terlukiskan.
Engkau tak mudah…dicapai tangan.

* Engkaulah bunga,
milik dewa-dewi.
Aku.. hanya insan,
insan biasa.
Aku.. tak ku..a…sa
,untuk mencarimu.
Walau dalam mim..pi
mimpi belaka.

Rupamu indah,
tak terlukiskan.
Engkau tak mudah,
di capai tangan.



BURUNG DALAM SANGKAR
T : May Sumarna Eddie Lumataw

Wahai kau burung dalam sangkar.
Sungguh nasibmu malang benar.
Tak seorangpun ambil tahu.
Duka dan lara dihatimu.

Wahai kau burung dalam sangkar.
Dapatkah kau menahan siksa.
Dari kekejamam dunia.
Yang tak tahu menimbang rasa.

* Batinmu nangis hati pa..tah.
Riwayat tertulis penuh dengan.
Tetesan air mata.
Sungguh ini suatu uji..an.
Tetapi hendaklah kau bersabar.
Jujurlah kepada Tuhan.

Wahai kau burung dalam sangkar.
Dapatkah kau menahan siksa.
Dari kekejamam dunia.
Yang tak tahu menimbang rasa.

Music…….. Kembali dari atas
CINTA HAMPA
D’LLOYD A. Chalik

Ibarat air di daun keladi,
walaupun tergenang tetapi..
tak meninggalkan bekas.
‘Pa bila tersentuh..
dahannya bergoyang.
Airpun tertumpah tercurah habis
tak tinggal lagi.

Begitu juga tingkahmu padaku.
Cinta hanya separuh hati,
kau lepas kembali.
Nanti di suatu masa kau juga ‘kan merasa.
Betapa sakitnya hati kecewa karena cinta.

Bila kau lihat pemuda yang lebih gaya.
Cintapun seg’ra berpindah kepadanya.

Tapi biarlah kau cari yang lain,
‘kan kau buat sebagai korban
cinta palsu hampa.
Nanti di suatu masa kau juga ‘kan merasa.
Betapa sakitnya hati kecewa karena cinta.
CINCIN KAWIN
T :
Setelah setahun kau di negeri orang.
Kini kau kembali ‘tuk menemuimu.
Tapi kecewa melihat cincin kawin di jarimu.

P : Selama setahun kau di negeri orang.
Tak pernah ku t’rima surat darimu.
Aku mengira engkau
telah melupakan diriku.

*. Dulu kau berjanji kan menantiku.
Tapi mengapakah tiada kau tepati.

P : Banyak ku mendengar kau telah beristri
Ku kira engkaulah yang mengingkari.
Rupanya kau terkena hasutan belaka.

( Kembali ke atas )

P : Maafkanlah sayang semua salahku.
Terlalu percaya pada orang lain.

% Kini hanyalah kepahitan
cinta kita berdua.


CINTA BERCABANG
T :
Jalan berlumpur tersiram hujan.
Hatiku hancur, hatiku hancur
karena abang
Hidup beratap bayang cintamu.
Bagai berjalan diatas bara (2x)
Abang nan curang
menanam cinta bercabang-cabang.

*. Mengharap merpati terbang
jauh tinggi.
Badan terasa mati
sebulan hatiku kau sakiti.
Merajut di hati bersulam di jantung.
Lama kau kunanti,
Sebulan cintaku kau gantung.

Seringgit di harap-harap,
Seribu dibagi-bagi.
Yang sakit meratap-ratap,
Yang rindu tinggal sendiri.



CINTA BERDURI
T :
Oh.. biarkan aku sendiri.
Jangan kau ganggu lagi.
Belum sembuh luka hati ini.
Kar’na cinta berduri.

Jangan nyalakan api asmara.
Itu membuat derita.
Oh… biarkan aku sendiri

* Dahulu ku menyangka
akan bahagia.
Hidup bersama dia
yang ku cinta.
Kini jangan salahkan
bila ku nyatakan.
Tertutup sudah pintu harapan.
Semenjak diriku engkau tinggalkan.





CINTA BERPAYUNG REMBULAN
T :
Aahh… aa… aa… aa… aaa……
Oohh… oo… oo… oo.. . Ooh……

Indah memang indah cuap-cuap remaja.
Cinta berpayung rembulan.

Asyik memang asyik
cuap-cuap remaja.
Rindu berpayungkan rembulan.
Angan melayang-layang
ingin di sayang-sayang.
Bukan Mercy bukan dasi
tapi cinta satu hati.
Sya… la…la… la… la… la……

Dia punya cemburu-cemburu berat.
Dia juga punya rindu-rindu berat,
Aduhai, Ingin manja-manja…..

Tak jumpa sehari rasanya kiamat.
Dunia rasa-rasa mau kiamat.
Aduahai bimbang hati bimbang.
Sekali dia sayang sukar di larang

Cinta bukanlah kapal
T : Iis Dahliah Zoel Anggara & Yonni Dores

Sujud aku dikakimu,
mohon kesadaran.
Bilakah berakhir jalan
yang kini kau tempuh.
Lupa ataukah sengaja,
kau menyakitiku.
Cinta masa indah dulu
terbang bagai debu.
Menangis kita berdua.
Tertawa kita bersama.
Andaikan cinta bicara,
bibir tak perlu berkata.
Sujud aku dikakimu.

Cinta bukanlah kapal di lautan luas.
Berlabuh hanya sekejap lalu pergi lagi..
Pulang malam pergi pagi ku tak marah
asalkan ada basa-basimu.
Cinta karet
T :
# Cinta-cinta karet, cinta sampai lecet.
Cinta-cinta karet, sana-sini lengket.
Yang itu kau layani, yang ini kau cintai.
Berulang-ulang kali,
salah-salih berganti.
Cinta-cinta karet, sana-sini lengket.

* Ada angin timur kau pergi ke timur.
Ada angin barat kaupun ke barat.
Kau kesana mau kesinipun mau.
Setelah kutahu aku jadi tak mau.

Cinta-cinta karet, cinta sampai lecet.
Cinta-cinta karet, sana-sini lengket.
Cinta-cinta karet, tak bisa di pegang
Cinta-cinta karet selalu bergoyang.

Kembali ke * #








Cinta ketok magic
T : 155 Evie Tamala Nano S

Cinta itu bang, bukan ketok magic.
Ditutup-tutup pantang dilirik.
Cinta terasa asyik,
berbunga-bunga saat dipetik.

ii Cinta itu bang bukan supermarket.
Mengada-ada biar kepelet.
Cinta ‘kan tetap lengket,
tak akan pudar walau kepepet.

Kalau cinta, kalau cinta
Indah terasa suka dan duka.
Kalau cinta, kalau cinta
Getar asmara merambah jiwa.
Penuh pengorbanan,
penuh kesabaran,
penuh kelembutan,
penuh keimanan.

Kembali dari atas ii
CINTA SAMPAI DISINI
T : 120 Mansyur S (Hanief Radin & Dadang)

Barulah sekarang
Aku menyadari,
Cintamu padaku
Oh… sekulit ari.
Tiadaku sangka
Engkau sampai hati,
Nodai cintaku
Yang suci mulia.

Panas bara api
Membakar kulitku,
Lebih panas lagi
Oh.. terbakar hati.
Telah kucoba
Hati tak mau lagi,
Lebih baik cinta
Oh… sampai disini.

CINTA SEGITIGA
T :
Dirinya diriku
Tergila-gila padamu.
Cintanya cintaku
Sama besar kepadamu.
Mungkinkah kiranya cinta segi tiga.
Kan mencapai bahagia 2x

*. Tentu saja ia tak mau mengalah.
Melepas dirimu untukku.
Dan begitu juga aku tak kuasa.
Melepas dirimu untuknya.

Sedangkan kau tahu
Cintamu padaku.
Sama seperti kepadanya.
Hingga engkau ragu
Bahkan tidak mampu
Untuk menentukan yang mana
Dia…. Atau… Aku….




Cintaku terbagi dua
T : 160 Yenny Eria’s Rama Aiphama

Ahai…. cintaku terbagi dua,
sayangku terbagi dua.
Dua-duanya kusuka kar’na sama nilainya.
Ahai…. Rinduku terbagi dua,
hatiku terbagi dua.

Yang hitam kulitnya sopan lagi penyabar.
Yang putih kulitnya senang humor
dan pengertian.
Aku jadi bingung harus pilih yang mana.
Terpaksa aku bagi dua.
Untumu limapuluh dan untukmu limapuluh.
Genap seratus persen cintaku.
Ahai…… janjiku terbagi dua,
sumpahku terbagi dua.

Aduh-aduh aku s’makin rindu,
rindu sama si dia.
Aduh-aduh aku jngin jumpa dengan si dia, semua kar’na si dia.
Aduh-aduh aku tambah bingung masa sich dua-duanya.

Cinta terisolasi
T : 110 Lilis Karlina & Hawadin

Lama sudah kucinta padamu.
Tapi dihatinya terpaku.
Karena hidup kita berbeda.
Kau t’lah berdua,
kini ku yang merana.

Cintaku kini terisolasi.
Siang malam kau s’lalu dihati.
Tidurpun aku tak bisa lena.
S’lalu teringat terbayang dimata.

Sampai kapan hidupku begini ,
tak berdaya.
Hatiku berkata.
“Diriku ingin bersamanya.
Cintaku tak mungkin berubah “.



CINTA YANG PUDAR
T :
Dua tahun sudah kita lalui bersama.
Saat-saat indah dalam jalinan cinta.
Tiada rahasia antara kita berdua.
Saling memadu kasih sehidup semati.
Seia dan sekata, seiring sejalan.
Dalam suka dan duka, satu penantian.
Dua tahun sudah kita lalui bersama….

*. Namun akhir-akhir ini
aku tak mengerti.
Sikapmu pada diriku sedingin itu.
Sebaiknya kau nyatakan
apakah salahku.
Agar aku menyadari akan dosaku.

Bila mungkin karena
kau telah jemu padaku.
Atau memang sudah ada
pengganti diriku.
Anggaplah antara kita
tak pernah terjalin cinta.


CITRA CINTA

Di hiasi alam manusia kini.
Dengan cinta sebagai rahmatNya.
Agar dapat hidup berkasih sayang.
Laki-laki dan perempuan.
Agar dapat mengembangkan keturunan.
Demi penerus perjuangan.
Begitulah Tuhan meletakkan.
Nilai cinta dalam kesucian.
Jadi janganlah kau menyalah gunakan.
S’bagai pemuas nafsu setan.
Dan juga jangan cinta kau jadikan.
Alas pemuas kerusakkan.

Bila datang rasa cinta
hati-hati dan waspada.
Jaga, pelihara serta kuasailah.
Sehingga sampai waktunya
halal bagimu berdua.
Bila hidup cinta tiba dibikin nikah.
Banyak sudah tunas-tunas muda.
Berguguran sebelum berkembang.
Korban dari nafsu birahi durjana.
Yang mengatas namakan cinta.
Syukurilah anugrah cinta.
Peliharalah nilai citra cinta.

Cuma kamu

P: Cuma kamu, sayangku didunia ini.
Cuma kamu, cintaku didunia ini.
L: Tanpa kamu, sunyi terasa dunia ini.
Tanpa kamu,hampa terasa dunia ini.

Cuma kamu, sayangku didunia ini.
Cuma kamu, cintaku didunia ini.

*. Tiada kalimat dapat melukiskan.
Betapa sayangku kepada dirimu.
Tiada ibarat dapat membuktikan.
Besarnya cintaku kepada dirimu.

P: Itu dapat kurasa dari
pandangan matamu.
Itu dapat kurasa dari belai tanganmu.
Oh…………………




CUMA Satu
T :150 Ayu Soraya

Cuma satu kupinta darimu,
Cuma satu kuharap darimu,
sayangi aku dambaan hidupku.

Karena kamu gairah hidupku,
kar’na kamu hatiku rindu.
Kar’na kamu oh.. hatiku rindu,
Kar’na satu kucinta padamu.
Sya.. la.. la.. la.. la.. la..la..
Sya.. la.. la.. la.. la.. la..la..

Kunanti jawaban darimu,
katakan wahai kekasihku.
Kutunggu selalu kutunggu.
Ha…………………………
Datanglah pujaan hatiku,
aku sambut dengan penuh rindu.
Lupakan masa yang t’lah lalu.

Kupasrah hidup bersamamu,
Rela rela aku rela.
Cuma satu kuharap darimu,
Cuma satu sayangi aku,
Cuma kamu dambaan hidupku.

CURI-CURI

Curi-curi, kau curi hatiku,
Lagi-lagi, kau lagi yang curi.
Senyum-senyum,
kau senyum padaku,
oh……….
Serba salah aku
salah tingkah kar’namu.

Lari aku berlari,
aku berlari tak mau kau curi lagi.
Tapi telah kau curi cinta bersemi
di dalam hatiku ini.
Hatiku kau curi.









Colak-colek
Camelia Malik Reynold Panggabean

* Colak-colek, colak-colek
hobby anak sekarang.
Colak-colek, colak-colek
usil bukan kepalang.

…………music………

Kalau ada maunya,
kalau ada maunya.
Semua harus ada,
tak bisa ditunda.

………kembali ke *……….

Memang aneh
dunia jaman sekarang.
Banyak orang-orang bilang,
tak ada uang tak sayang.
Memang aneh
dunia jaman sekarang.
Banyak orang-orang bilang,
tak ada uang tak sayang.


Dasar buaya cinta
T : 140 Ani Maiyumi Iwan

Merayap-rayap jalannya,
buaya, buaya cinta.
Merayau-rayau dikota,
buaya, buaya cinta.
Manis-manis rayuannya.
Beribu-ribu janjinya berlagak orang kaya
tapi gubukpun tak ada.

Dikedip-kedip matanya,
buaya, buaya cinta.
Luar biasa gayanya, buaya, buaya cinta.

Dikasih hati jadi tak tahu diri.
Semakin tua dia semakin menjadi.
Mengaku bujang walau sudah empat istri,
dasar buaya.

Dikasih hati jadi tak tahu diri.
Semakin tua dia semakin menjadi.
Mengaku bujang walau sudah empat istri,
Buaya , buaya cinta .
Merayap-rayap jalannya.
Buaya,buaya cinta.

DATANG UNTUK PERGI

Sungguh hatimu bagai batu.
Tak menaruh iba padaku.
Yang menanggung rindu.
Menantikanmu.

Kau datang tanpa undanganku.
Kau tanamkan cinta padaku.
Dan setelah itu…..
Kau tinggalkan aku…….

*. Mengapa engkau datang,
Bila untuk pergi.
Kau buat aku senang lalu kau sakiti.
Sehingga kini hatiku merana… 2x







DERITAMU

Kalau kupikir, kuratapi.
Derita yang kualami,
Terasa sakit sekali.
Sedang kuberbadan dua.
Betapa aku tersiksa.
Diriku engkau tinggalkan.

Baru kini kusadari,
Apa yang telah terjadi.
Bagiku ujian diri.
Mungkinkah takdir Illahi.
Kalau kupikir, kuratapi.
Musibah menimpa diri.









DERITAMU, DERITAKU

Kemanakah… kau ku cari………..

Panjangnya jalan kutelusuri.
Panjangnya malam aku lalui.
Kemana perginya permata hati.
Ku cari-cari dan tiada ku temui.
Dimana dia berada kini.
Kemana dia harus kucari… oh…

*. Wahai angin yang lalu,
sampaikanlah laguku.
Wahai para kelana, katakanlah padanya.
Ceritakan kepadanya ku sangat merindukannya.

Hatimu dan hatiku telah lama terpadu 2x
Ku mendengar ratapanmu.

Derita dirimu, deritaku.
Kerinduanmu , kerinduanku.
Yang lama membebani menghimpit kalbu.
Kini mencairlah rindu yang membeku.
Berlalu sudah badai derita.
Mekarlah sudah bunga asmara….
Oh…………….
DERITA TIADA BERAKHIR

Mengapa ini harus ku alami.
Ku tak sanggup menahan derita.
Setiap yang datang padaku,
Hanya kepalsuan cinta.
Diriku selalu di khianati.
Mengapa ini harus kualami.
Ku tak sanggup menahan derita.

Setiap orang yang kusayang.
Mengapa meninggalkan aku.
Ku rasa kar’na diriku,
Anak orang yang tak punya.
Sudah miskin cinta s’lalu di sakiti.

Oh Tuhan, tolonglah hambamu.
Kuatkanlah dalam hatiku.
Aku pasrahkan semua.
Mungkin ini sudah nasib.
Beginilah jadi orang yang tak punya.




Dia lelaki aku lelaki
Imam S.Arifin Asmin Cayder

Kau pembohong dan pendusta.
Mengapa engkau mencintai diriku.
Dia lelaki aku lelaki.
Dia punya cinta akupun sama.
Tetapi aku yang lebih dulu
mengenal dirimu, mendapat cintamu.
Tapi mengapa kau berpaling cinta.
Kar’na melihat dia banyak rupiah.
Dia lelaki aku lelaki.
Dia punya cinta akupun sama

Seperti gincu merah menghiasi bibirmu.
Pagi kau ucapkan sore hilang cintamu.
Seperti tajamnya kuku yang ada di jarimu.
Engkau tinggalkan luka dalam hatiku.
Engkau mainkan sandiwara cinta,
dengan cerita sejuta dusta.
Dia lelaki akupun lelaki.
Dia punya cinta akupun sama.

Di simpang jalan

Biarlah kujabat tanganmu.
Sebagai salam perpisahan.
Mungkin sudah jadi suratan.
Kita harus jumpa dan berpisah pula.
Walaupun cinta kita sama,
tetapi pandangan berbeda.
Di simpang jalan,
kau memilih langkahmu sendiri.
Dan hidupmu sendiri.

Bagaikan matahari dan hujan.
Takkan pernah bersifat satu tujuan.
Kau siram air cinta dihatiku.
Namun kau keringkan
dengan panas nafsumu.
Kubawa kisah yang tinggal kenangan.
Guru yang berharga dalam kehidupan.
Runtuhnya bangunan cinta pertama.
Kuanggap itu pengalaman masa depan.

Manis dan pahitnya
semua telah kurasakan.
Susah dan senangnya
lengkap sudah bumbu asmara.

DI TELAN ALAM

Saat malam kusebut namamu.
Kau yang pernah singgah dihatiku.
Saat mana kuterjaga mimpi.
Dalam khayal kau akan kembali.
Padamu aku serahkan….
Cinta dan kasih sayang.

Saat malam ku sebut namamu.
Kau yang pernah singgah di hatiku.
Saat mana ku terjaga mimpi.
Dalam khayal kau akan kembali.
Tiada, tiada kasih sayang.
Hilang di telan alam.

Pertama kali kita jumpa
terjalin kisah cinta.
Tiada pernah aku duga
semuanya telah sirna.
Bagai impian di dalam khayalan.
Hilang di telan alam.


Doa suci

Tuhan… Penguasa Jagat
T’rimalah… doaku ini…
Berikan kasih yang kucinta…
Hidup… yang penuh derita…

Selamat berpisah, s’lamat tinggal sayang.
Semoga engkau hidup bahagia.
Derai air mata membasahi pipi.
S’bagai tanda cintaku yang suci.

Oh… oh… oh……
Aku sadari tak selamanya.
Cinta itu… harus memiliki…
Selamat berpisah, s’lamat tinggal sayang.
S’moga engkau hidup bahagia.

*. ‘Pabila kau sayang, hidup bahagia…
akupun merasa hidup bahagia.
‘Pabila dirimu bukan jodohku.
Doaku selalu menyertaimu.

Tapi bila engkau menderita.
Demi Tuhan aku tiada rela.

Dokter cinta
Evie Tamala Muchtar B.

Penyakit cinta yang kurasakan….
Telah hilang semenjak engkau datang.
Kau pengobat lukaku, pengobat sakit hati.
Kau penerang cinta yang hampir mati.

# Demam cinta yang kini kurasa…..
Telah hilang semenjak engkau datang.
Kau penghapus derita, penghapus bila buta.
Kau penerang cinta yang hampi mati.
Oh……… Kau penyuluh hidupku…….

Dokter……. Cintaku,
kau sembuhkan sakitku
dengan resep cinta…mu.
Rasa kecewa yang dulu tiada terasa lagi.
Dokter…….. Cintaku,
kelembutan sikapmu mengobati luka…ku.
Rasa kecewa yang dulu tiada terasa lagi.
Dokter………. Cintaku, engkaulah harapan.
Dokter……. Cintaku, engkaulah pujaan.
………. Kembali ke #…….

Duda

Baru sekarang oh, aku rasakan.
Tak punya istri rasanya kesepian.
Tiada tempat untuk mencurahkan.
Rasa rinduku oh, serta kasih sayang.

Barulah satu bulan diriku
di tinggalkan.
Aku sudah tak tahan
di cekam kesunyian.
Ya Allah, ya Tuhan
hindari godaan setan.

Sedang ku menyayangi,
sedang kumengasihi.
Istriku yang tercinta kini telah tiada.
Ku hanya manusia tiada berdaya.
Dialah Yang Kuasa segala-galanya.
Mungkinkah diriku
di takdirkan menjadi duda
Semoga ku dapat
cari gantinya seperti dia.



Duda ketemu janda
Sekian lama aku hidup menduda.
Ist’ri tercinta telah lama tiada.
Akupun sama seperti kau juga.
Suami setia telah lama tiada.
Hariku terasa sunyi tanpa
seorang pengganti.
Hasrat hati kawin lagi
denganmu pilihan hati.
Kupasrah saja pada Yang Maha Kuasa.
Kalaulah jodoh tentu aku t’rima.

*. Anakku dua ,
apa kau mau mengurusnya.
Hidup membina rumah tangga
untuk s’lama-lamanya.
Anakku satu sudikah kau terima.
Anggap dia, sebagai dia anakmu juga.
Saling percaya dan juga setia.
Jujur dan ikhlas juga saling terbuka.
Semoga Tuhan mencurahkan rahmatNya.
Menjadikan bahagia
rumah tangga sakinah.



Duh engkang
T : 144 Itje Tresnawaty / Muchtar B.

Duh….. engkang naha teng teingan.
Duh….. engkang sok kabina bina
engkang mulai lupa
jikalau hidup susah
tinggal di rumah tua….
waktu kita didesa.
Duh….. engkang naha teng teingan.
Duh….. engkang sok kabina bina
engkang sudah lupa
waktu hidup sengsara
makan dari mertua….
waktu kita didesa.

Baru saja lumayan hidup di Jakarta,
engkang rek suka-suka,
engkang rek ngadua.
Daripada sengsara biar jadi randa,
biar banda te boga asal bahagia.
Duh, engkang sok kabina bina

Duka

Ho… ho… ho… ho…

Kemana langkah kakiku berpijak.
S’lalu ku bawa dirimu di jiwa.
Bayang-bayang,
menggoda halus menembus rasa.
Saat-saat bahagia
telah berganti duka.

*. Seandainya aku mampu.
Membuat dirimu kembali.
Hati ini takkan beku.
Kar’na merasa sendiri.

Bagai mimpi saat ku sadari.
Dirimu kini….. tiada……
Disisiku lagi.








Dusta

Oh….oh….oh…. 2x
Katamu dulu
Diriku dirimu satu,
Hm… itu dusta.
Tetap bersama
mengarungi hari tua.
Oh… itu dusta.

Tetapi setelah kaya berharta.
Kau lupakan janji kita bersama.
Aku kau anggap teman biasa.
Seumpama penunggu rumah saja.

Katamu dulu
Diriku dirimu satu, Oh… itu dusta.
Dulu kita berencana
bagaimana dapat lari dari kemiskinan.
Ingatkah saat merana
ku korbankan
Apa saja demi kita berdua.




Embah dukun
Alam / Endang Kurnia )

Waduh mbah dukun sibuk nich,
Ada mbah dukun sedang ngobatin pasiennya.
Konon katanya, sakitnya diguna-guna.
Sambil komat-kamit mulut mbah dukun
baca man’tra.
Dengan segelas air putih lalu pasien disembur.
Setan gendeng, setan bandel,
setan gombal, setan… setan………..
Semua yang namanya setan.
Jangan ganggu yeach……..
Jangan suka mengganggu,
pergilah kau setan jangan ganggu.

Mbah dukun tolong juga saya
yang sedang mabuk cinta
sama si Lela anak Kepala Desa
yang membuat aku tergila-gila yeah........

Mbah dukun tolong lihat jodohku.
Apa mungkin si Lela menjadi milikku yeah…
Mbah dukun jampe-jampekan aku
Agar si Lela semakin cinta padaku,
Dan tak lupa do’aku paling utama
Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
Semoga cinta kami abadi selamanya.
Emosi diri

Apakah wajahku
sudah tak cantik lagi.
Sehingga kau
menghindar dari cintaku.
Apakah memang
kau sudah tak sayang lagi.
Atau mungkin ada cinta yang lain.
Oh……….

Apa salahku dan
apa dosa diriku padamu.
Tidakkah kau lihat air mata ini.
Menetes gambaran luka hatiku.

Kau dambaan kau curahkan.
Aku mengharap penuh kepastian.
Bulan berlalu tahun berganti.
Dirimu melupakan janji-jani.

Aku tak ingin cinta berakhir.
Hanya karena emosi diri.

GELANDANGAN

Kering sudah rasanya air mataku,
Terlalu banyak sudah yang tertumpah.

Menangis meratapi buruk nasibku,
Nasibku jadi seorang tuna wisma.

Langit sebagai atap rumahku,
Dan bumi sebagai lantainya.

Hidupku menyusuri jalan,
Sisa orang yang aku makan.

Jembatan menjadi tempat perlindungan,
Dari terik matahari dan hujan.

Begitulah hidup yang aku jalani,
Entah sampai kapan hidup begini.

Oh…. oh… oh….
Oh…. Oh… oh….







Goyang dombret
Ikka Bella H.Ukat S.

Goyang Dom..bret…. Goyang Dombret.
Goyang Dom..bret…. Goyang Dombret.
Kang Dadang paling kasep,
Saya suka akang suka sekali.
Bang Mandor paling ganteng.
Saya demen abang demen sekali.
Ayo dong kang bergoyang, biar saya temenin.
Jangan lupa sawernya, buat tambahan saya.
Makin banyak sawerannya…….
Makin asyik goyangannya.
Goyang Dom..bret…. Goyang Dombret.
Goyang Dom..bret…. Goyang Dombret.

Saya sinden cuma nyanyi,
silahkan abang bergoyang.
Walau harus pulang pagi,
Asal saja abang senang.

Saya sinden cuma nyanyi,
Tapi banyak yang menggoda,
Harus bisa jaga diri supaya jangan ternoda.
Nang ning nang ning nung……..
Nang ning nang ning nung……..
Nang ning nang ning nang ning nung……..
Nang ning nang ning nang ning nung……..

GUBUK BAMBU
T : 130 Meggi Z Fahmi Shahab

Di dalam gubuk bambu,
tempat tinggalku
Disini kurenungi nasib diriku.

* Didalam gubuk bambu,
suka dukaku.
Disini kudendangkan sejuta rasa.
Kuhapuskan derita dan air mata.
Kunyanyikan selalu lagu ceria.
Kupasrah dan berdoa tak putus asa.
Suatu saat nanti nasib berubah.

Kucingpun menari,
mengajakku bercanda
Hati riang membuat kubahagia.
Siang dan malam,
aku membanting tulang
demi untuk hidup dimasa depan.
Aku yakin dan kupercaya,
nasib sigubuk bambu jadi istana.

Kembaki ke *


GUBUK DERITA

Aku rela walau hidup susah
Aku rela walau menderita
Asalkan kau sayang
Asalkan setia

Pagi makan sore tiada
Takkan pudar sayangku padamu

Baju satu kering dibadan
Takkan luntur cintaku padamu
Walau hidup ini di gubuk derita

Aku rela walau hidup susah
Aku rela walau menderita
Asalkan kau bersama
Dalam suka duka







Gula-gula
T : 170 Elvy Sukaesih Fazal Dath

Jum-jum-jum ha…, jum-jum-jum ha…
Mana mungkin suamiku pulang kerumahmu.
Mana mungkin suamiku bercinta denganmu.
Ya.. ya ya.. ya.. ya ya.. ya .. ya ya.
Ya.. ya ya.. ya.. ya ya.. ya .. ya ya.
Burung Nuri terbang jauh diawan.
Mana mungkin dia kembali lag.
Laki-laki hampir lepas ditangan,
masih bisa dia dirayu lagi.
Mana mungkin suamiku pulang kerumahmu.
Tanpa kau suguhkan, tanpa kau hidangkan Gula,gula,gula-gula,gula-gula,gula-gula yang manis.
Gula ho gula ho, hula-hula-hula.
Mana mungkin dia ‘kan tergoda.
‘tuk menyalakan api asmara.
Mungkin hanya sementara numpang mandi dan numpang makan saja.
Gula ho gula ho, hula-hula-hula.
Laki-laki yang pandai bercinta
sudah pasti dia ‘kan berdusta.
Habis manisnya dibuang rasa pahitnya,
tak ‘kan dikenang lagi.
Gula-gulamu gula, gula-gula-gulamu gula.

Hallo Dangdut
T : 170 Rita Sugiarto

Hallo…hallo… hallo……….
Yang, yang, yang…..
digoyang-goyang yang
Dut,dut,dut….
Yok kita berdangdut.
Yang digoyang-digoyang yang…
Yang digoyang-digoyang yang…
Yang digoyang-digoyang yang…
Yang digoyang-digoyang yang…
Dangdut, dangdut, dangdut, dangdut.

Ayo kawan-kawan gembira bersama.
Ayo kawan-kawan bergoyang bersama.
Lepaskan rasa rindu kita semua,
Dengan lagu yang gembira.

Kembali dari atas
Cobalah ikuti irama gembira.
Tua dan muda mari joget bersama.
Hilangkan rasa keluh kesah yang ada.
Dengan lagu yang gembira.

Kembali dari atas

Harapan dan duka
Kristina Hasanudin

Aku tak mengerti
mengapa kau sampai hati.
Tidakkah kau tahu
betapa cintaku suci.
Sungguh tak kusangka
bila hatimu berduri.
Bilakah terjadi
setelah aku jatuh hati.

Betapa sakit hatiku melihat kau
berjalan dengan seorang wanita.
Betapa kukecewa setelah tahu
kau berjalan dengan begitu mesra.
Aku tak kuasa untuk melihatnya,
akhirnya kukecewa.
Tapi oh, bukanlah
diriku pengemis cinta.
Cukuplah sekali
kecewa dalam hidupku.

Harapan Hampa
T: 144 Iis Dahlia ( M.Mashabi & A.Alatas)

Tidak-kah kau tahu,
Betapa hatiku oh, rindu.
Tidak-kah kau ngerti,
Betapa cintaku oh, suci.
Jangan kau bimbang,
janganlah kau ragu.
Tetap pasti padamu.

Tapi kini engkau tinggalkan……
Diriku merana seorang….
Tidak-kah kau pernah rasakan……..
Betapa rinduku dendamkan.
Harapanku kini, hilang lenyap sudah.
Bagai mimpi tiada berarti.

Janganlah cintaku,
kau umpankan bagai kembang.
Segar dipakai dipuja sayang.
Kalau t’lah layu di-buang.


Hati yang patah

Mana mungkin di hati yang patah.
Takkan tumbuh lagi cinta untukmu.
Oh…….oh……umpama bunga.

Tiada kan mekar diranting yang rapuh.
Oh…… oh….. tulusnya cinta……
Tiada kan mekar dihati yang patah.

Mana mungkin dihatiku ini.
Akan tumbuh dihati yang patah.

*. Sudah-sudah jangan kau
katakan lagi cinta……..
ku tak ingin lagi mendengarnya.
Pergi-pergi biarlah luka dihati ini.
Akan kubawa sampai mati.

Kalau masih ada cinta dihatimu.
Itu bukan lagi untukku.





Ilalang
T :106 Machicha Mochtar Camelia Malik

Ilalang , ilalang menghalangi pandangan
Ilalang, ilalang jadi saksi cerita malam.
Ilalang, ilalang lihat langkahku goyang.
Ilalang, ilalang tak kuasa jiwa terguncang.

Benar cerita burung-burung.
Dirimu s’lalu berdusta.
Benar kata bisik angin.
Kau tak ‘kan pernah setia.

Ilalang, ilalang walau cintaku malang.
Ialalang, ilalang ku tak akan putus harapan.
Bukan baru sekali ini hatiku kau sakiti.
Tapi baru kali ini mataku menjadi saksi.


Impian

Jangan kau tangisi…….
Yang telah terjadi.
Anggaplah… hanya mimpi belaka.

Janganlah kau tangisi perpisahan ini.
Barulah kau sesali yang telah terjadi.
Walaupun aku masih ingin bersamamu.
Tapi takdir membuat diri kita berpisah.
Janganlah kau tangisi yang telah terjadi.
Barulah kau sesali yang telah terjadi.

*. Tak pernah kubayangkan
begini jadinya.
Impian bahagia kini hancur sudah.
Hari yang kulewati hampa tak terasa.
Burung-burung tak lagi
menari dan menyanyi.
Cintaku padamu bagai bunga surya.
Yang tak mungkin layu,
mekar selamanya.

Izinkanlah

Izinkanlah aku
walau sedetik lamanya.
Aku berjumpa sang kekasih.
Walaupun akhirnya
aku harus menderita.
Karena berpisah Sang Kekasih.
Karena ayah bunda tak merestui
cintaku padamu.

*. Lama, lama…. Tiada bertemu.
Betapa rindunya terasa hatiku.
Doaku padaMU Tuhan, izinkanlah.

Izinkanlah aku
untuk yang terakhir.
Melepaskan rindu
yang lama terpendam.
Doaku padaMU Tuhan, izinkanlah.





Jacky
Rita Sugiarto

Jacky….. Jacky….
Jacky kini kau datang lagi.
Setelah lama kau tinggal pergi
aku merana…..
Jacky…… Jacky….
Jacky kini bahagia lagi.

………. Music ……..

Bahagia rasa hati sejak kedatanganmu.
Hilang sudah rasa sunyi,
bila kau di sisiku.
Ingin hatiku selalu
hidup bersama denganmu.
Tak ingin lagi berpisah, oh…..






Jalan datar
Gaul ( Muchlas AP & SutoPranto)

Mengapa aku terjatuh dijalan yang datar.
Sedangkan diriku
pernah berjalan dibatu karang.
Mengapa jadi mengeluh
dan berputus asa.
Hatiku terluka aku merana karena cinta.

Kusangka engkau permata
yang dapat menerangi jiwa.
Namun ternyata
dirimu penuh duri dalam dada.
Kuserahkan semua cinta dan kehidupanku.
Namun kau membuat aku tersiksa.
Kini kau menjauh.

Cinta bawa duka rindu balas dendam
tinggal ku kecewa……
salahku apa dosaku dimana pada dirimu..
sayang tinggal sayang kasihmu menghilang tak tahu rimba.nya.
cinta kau berikan pada orang lain. Bukan sandiwaramu.
JANDAKU
Isteri yang kuceraikanlah...menangis ditengah hari...
Menyesal tiada berguna..tak akan kembali lagi…
Karena sakit hatiku
tak tahan aku menunggu
Kunasehat dikau selalu
agar jangan lekas cemburu
Kunasehat dikau selalu
agar jangan lekas cemburu

*. Anak yang ada padaku
slalu memanggil namamu
Anak yang ada padamu
jangan kau sia-siakan
Walaupun kau pandang jemu
Asal anakku dijagakan
Walaupun kau pandang jemu
Asal anakku dijagakan

Dengarlah wahai jandaku
carilah jodoh yang lain
Dengarlah wahai jandaku
carilah jodoh yang lain
Kunasehat dikau selalu
Berdosa jikalau tak kawin
Oh.. oh.. oh.. oh.. oh…….

Janji

Surga yang engkau berikan.
Neraka yang kau berikan.
Manis yang aku khayalkan.
Pahit yang aku rasakan.

Tingginya janjimu padaku.
Mengalahkan langit yang biru.
Manisnya janjimu padaku.
Mengalahkan manisnya madu.

( Kembali ke atas )

*. Dulu kau berlutut dikakiku.
Untuk mengharap cintaku.
Hingga terbuka pintu hatiku.
Tuk menerima cintamu.

Tapi setelah
aku jatuh cinta padamu.
Engkau begitu mudah
melupakan diriku.

Jangan pegang dulu

Jangan pegang dulu,
jangan cium dulu.
Kar’na kita baru saja,
kita berkenalan.

Aku belum tahu,
siapa namamu.
Aku belum tahu,
dimana rumahmu.

*. Mau pegang soal gampang.
Mau cium soal mudah.
Tapi aku mau tahu dulu.
Apa maksud di hatimu.

‘Pabila kau sungguh-sungguh.
Peluk cium boleh saja.
Tapi kalu mau main-main.
Silahkan cari yang lain.




JANUR KUNING
Noer Halimah (Fazal Dath)

La…. La.. la.. la.. la.. .. La.. la.. la.. la..
Jangan kau katakan dulu,
Jangan kau siarkan dulu,
sebelum janur kuning
Hiasan cinta melambai-lambai,
di depan rumahku ini.
Kalau sudah saatnya,
sumpah perkawinan kita.
Semua menjadi milikmu.
Dari bukit-bukitnya yang menghijau,
sampai lautan yang biru.
Kakanda sayang, aduh, aduh, kakanda sayang
Akupun mengharap belaian tanganmu sayang
Tetapi kutahan-kutahan,
karena malu dilihat orang.
Walaupun kutahu engkau yang paling ku sayang
Rasanya kuingin-ku ingin masuk
kedalam pintu hatimu
Ibarat bulan sudah di tangan
Ibarat bintang sudah bertaburan
Cinta suci kita kini menjadi kenyataan


Jatuh bangun
T :150 Kristina Eko Saky / Udi S.

Jatuh bangun aku mengejar..mu.
Namun dirimu tak mau me..ngerti.
Kubawakan segenggam cinta.
Namun kau meminta diriku.
Membawakan bulan kepangkuan..mu.

Jatuh bangun aku mencinta..i.
Namun dirimu tak mau me..ngerti.
Kubawakan segelas air.
Namun kau meminta lautan.
Tak sanggup diriku sungguh tak sanggup.

* Sudah tahu luka didalam dadaku.
Sengaja kau siram dengan air garam.
Kejamnya sikapmu membakar hatiku.
Sehingga cintaku berubah haluan.
Percuma saja berlayar
kalau kau takut gelombang
percuma saja bercinta
kalau kau takut sengsara.
Jiwaku

Ku tak kuasa menahan
dari segala cobaan.
Yang kini hanya impian
Hampa tiada harapan.
Hanya padaMU Oh, Tuhan.
Yang dapat aku bermohon.
Agar jangan dalam benih kasih.
Kepadanya yang tak berarti.

*. Ya Illahi, hapuskanlah diri.
Derita jiwa yang aku alami.
Tinggallah semua cobaan ini.
Aku tak kuasa untuk menjalani.










KABUT NOVEMBER
Mansyur S.

Pertemuan aku dan dia,
Terucap janji searah cinta.
Namun hanya semusim saja,
Berakhirnya jalinan cinta.
Oh… oh… November.

Kabut gelap
awal bulan November.
Bagaikan sebuah mimpi belaka.
Keramahan
tutur sapa yang manja,
Kiranya terselubung arti dusta.

Aku yang kecewa,
Aku yang merana.
Hancur sudah harapanku,
Pada awal bulan November.
Oh… oh… November.





Kandas
T : 116 Evie Tamala & Imron S. Evie T / Friez Arsudi.

Bila tiada mendalam cinta dan kerinduan,
Takkan terlalu dalam luka yang kurasakan.
Bila saja kutahu bahwa kesetiaanmu begitu dalam padaku takkan aku mengikari janjiku.

Sesal kian menderai akhir sebuah cerita.
Kini kau telah berdua itu kenyataannya.
Bila saja kutahu bahwa kesetiaanmu begitu dalam padaku takkan aku mengikari janjiku.

* Sekian lama kucari dirimu kasih.
Dari waktu kewaktu kucari
hingga putus asa diri ini.
Dan betapa kusesali yang t’lah terjadi.
Kekasih yang paling kucintai
kini terluka hati…..
Bila tiada mendalam cinta dan kerinduan
Takkan terlalu dalam luka
yang kurasakan o..o..
Hati…… telah terlarang kita untuk saling menyinta…………..
Karena pengalaman
T : 140 Elvie Sukaesih Hussein AS

Karena lirikan kau jatuh cinta.
Karena senyuman kau tak berdaya.
Sehingga membuat ku tak percaya.
Begitu cepatnya hatimu tergoda.
Sedangkan aku tiada merasa.
Sayang sungguh sayang
ku ada yang punya.
Baik kau cari yang lain saja.

* An..dainya aku oh..masih sendiri.
Aku terima denga hati gembira.
Kini semua jadi pengalaman.
Gagalnya cinta awal persahabatan.
Baiknya sekarang engkau pikirkan.
Aku ucapkan terima kasih.
Atas cintamu pada diriku.
Baiklah kau cari yang lain saja.
Karena diriku ada yang punya.

Keagungan tuhan
T : 98 Titiek Sandhora Malik BZ

Insyaflah wahai manusia,
jika dirimu bernoda.
Dunia hanya naungan
‘tuk mahluk ciptaan Tuhan.

Dengan tiada terduga
dunia ini kan binasa.
Kita kembali ke asalnya
menghadap Tuhan Yang Esa.

* Dialah Pengasih dan Penyayang
kepada semua insan.
Janganlah ragu atau bimbang pada Keagungan Tuhan.
Betapa Maha Besarnya,
Kuas Alam Semesta.

Siapa s’lalu mengabdi
berbakti pada Illahi.
Sentosa s’lama-lamanya
didunia dan akhir masa.


Kecewa
T : 106 Iis Dahlia (Munif Bahasuan & Husein Bawafi

Hasrat di hati mencapai
bintang yang tinggi.
Sungguh kecewa
tak tercapai cita-cita.

Oh..ooo.. hatiku rasa pilu.
Aduhai terasa pilu.
Oh..ooo.. luka hatiku kini.
Lukaku bertambah parah.

Tak seorang berkata
mengapa aku berduka ?
Cita-citaku hanya benda
tiada bernyawa.
Rupanya aku mimpi
yang tiada berarti.
Mimpi mencapai bintang
di langit yang tinggi.






Kegagalan cinta
Oma Irama

Cukup sekali aku merasa…..
kegagalan cinta.
Takkan terulang kedua kali…
di dalam hidupku.
O………ya nasib ya nasib…
mengapa begini.
Baru pertama bercinta
sudah menderita…
Cukup sekali aku merasa……
kegagalan cinta.

Kau yang mulai,
kau yang mengakhiri.
Kau yang berjanji,
kau yang mengingkari..
Kalau tahu begini akhirnya…..
Tak.. mau kubermain cinta…..

Kembali dari atas

Kejam

Kejam… oh… sungguh kejam…
Mengapa hatimu…
keras bagaikan batu.

Kejam… kejam…
Mengapa hatimu sekeras batu ?
Masih adakah cinta yang tersisa untukku ?
Kasih… oh… katakanlah, lupakah dirimu?
Akan putihnya cinta ?
Mengapa berubah jadi merah semua

Tega… tega… aku pernah
bersimpuh di hadapanmu.
Tapi tak kau hiraukan, malah kau membisu.
Aku pernah bersujud memohon
dan mengharap kepadamu.
Namun engkau tetap saja
bagai batu-batu.
Jangan… jangan, kau biarkan aku …
Kau biarkan aku, sendirian.


Kekasih

Paling disayang, tentu sang kekasih.
Paling dimanja, tentu sang kekasih.
Walau dicubit, tapi cubitnya sayang.
Walau digigit, tapi gigitnya sayang.
Disayang-sayang, itu sang kekasih.
Dimanja-manja, itu sang kekasih.

Punya uang untuk sang kekasih.
Punya barang untuk sang kekasih.
Lupa kawan ingat sang kekasih.
Lupa makan ingat sang kekasih.

Lapar jadi kenyang,
kalau sudah jumpa kekasih.
Susah jadi senang,
kalau sudah jumpa kekasih.



Kembalikanlah Dia

Tuhan… tolonglah hambaMU…
Dari sengsara… sengsara…..karena cinta………

Tunjukkan, kemana langkahku ini.
Dalam hidup, dalam cinta.
Kekasih tercinta entah kemana.
Kini tinggal kusendiri.
Dia yang paling kusayang.
Dia yang paling kucinta.
Aku mohon…. Kembalikan padaku.
Kembalikan padaku.
Tunjukkan, kemana langkahku ini.
Dalam hidup, dalam cinta.

*. Kalau memang ia telah mati.
Tunjukkan padaku…dimana kuburnya.
Kalau memang ia bukan milikku.
Tunjukkan padaku… siapa suaminya.

Walau sedetik saja,
izinkanlah aku untuk…membelainya…
Aku rela…….melepaskan nyawaku ini…

Kematian

Suatu saat pasti ‘kan datang.
Saat-saat paling menakutkan.
Sang Malaikat Pencabut Nyawa.
‘Kan merenggut roh’mu dari badan.

Tak seorangpun yang akan dapat.
Menolong dari kematian.
Juga hartamu tak akan mampu.
Menebusmu dari kematian.

Ada dua cara kematian.
Tergantung amal dan perbuatan.
Ada yang bagai rambut
dicabut dari tepung.
Ini mati bagi yang taqwa.

Namun bagi orang yang durjana.
Mati ‘kan merupakan derita.
Sakitnya bagai sutera
dicabut dari duri.
Ini azab Tuhan yang nyata.




Kerudung Putih

Seraut wajah cantik…
yang kau sembunyikan…
Di balik kerudung putih…..

Dibalik kerudung wajahmu bersembunyi.
Kau cantik alami anugerah Illahi.
Tapi bukan karena itu aku sayang padamu.
Juga bukan karena itu aku cinta padamu.

Kau hiasi diri dengan budi pekerti.
Kau hambakan diri ke hadirat Illahi.
Itulah yang menyebabkan
aku cinta padamu.
Itulah yang menyebabkan
Aku sayang padamu.

*. Tiada lelaki yang membantah.
Kecantikan wajahmu,kelembutan sikapmu.
Keindahan senyummu.
Tapi yang menyilaukan mata,
Sinar keimananmu,
yang s’lalu kau pancarkan
dalam setiap langkah.

Kubawa

Kubawa selalu, kubawa.
Namamu didalam hatiku.
Kemana saja kumelangkah.
Kubawa selalu, kubawa.
Namamu didalam hatiku…

*. Tak seharipun berlalu
tanpa bayanganmu.
Tak semimpipun
berlalu tanpa dirimu 2x

Terbayang selalu terbayang,
Wajahmu didalam ingatan.
Kemana saja kumelangkah.
Kubawa selalu, kubawa,
Wajahmu didalam hatiku.








Kuda lumping
Elvi Sukaesih Oma Irama

Ada suatu permainan,
Permainan unik sekali.
Orang naik kuda, tapi kuda bohong.
Namanya Kuda… Lum..ping.
Anehnya permainan ini
orangnya bisa lupa diri.
Dia makan rumput juga makan kacang.
Aduhai… ngeri… seka..li.

Itu kuda lumping.., kuda lumping..,
kuda lumping… kesurupan.
Itu kuda lumping.., kuda lumping..,
kuda lumping… loncat-loncatan.

Awas jangan dekat-dekat,
Melihat permainan ini.
Kar’na akibatnya bisa berbahaya.
Itulah kuda lumping.

Kugapai

Dari sinar matamu,
yang memancarkan cahaya.
Dari senyuman bibirmu,
Yang kau tampakkan manja.
Menusuk didalam relung hatiku.
Dan membara didalam perasaan.
Dari sinar matamu,
yang memancarkan cahaya.
Dari senyuman bibirmu,
Yang kau tampakkan manja.
Agar kupaksakan maksud hatiku.
Untuk mengatakan isi hatiku.
Dari sinar matamu,
yang memancarkan cahaya.
Dari senyuman bibirmu,
Yang kau tampakkan manja.

*. Mungkin kau tak mengerti
akan maksud hatiku.
Ku curahkan….Kasih sayang untukmu.
Dalam isi hatiku kuharap kau mengerti.
Cinta suciku hanyalah untukmu.
Semua telah kutempuh,
‘tuk mengapai cintamu.

Kuingin

Kalau kau memang sayang kepadaku.
Kuingin aku saja yang kau sayang.
Kalau kau memang cinta kepadaku.
Kuingin aku saja yang kau cinta.
Siang malam kupinta dalam doa.
Semoga cinta ini ‘kan terwujud.
Diantara kau dan aku selalu menyatu.
Tiada-tiada cinta yang lain.
Kalau kau memang
sayang kepadaku.

*. Tak rela, tak rela
kau membagi cinta.
Kar’na diriku untukmu seorang.
Tak mampu, tak mampu
aku menerima.
Bila kau ada cinta yang lain.
Tunjukkanlah sikapmu
kalau kau sayang padaku.

Kopi dangdut
T :170 Fahmi Shahab Andy Hardy

1. Kalau kupandang
kerlip bintang nun jauh disana.
Sayup kudengar
melodi cinta yang menggema.
Terasa kembali gelora jiwa mudaku.
Kar’na tersentuh alunan lagu yang merdu
kopi dangdut

2. Api asmara yang dulu pernah membara.
Semakin hangat bagai ciuman yang pertama.
Detak jantungku seakan ikut irama.
Namun terlena oleh pesona
alunan kopi dangdut.

* Irama kopi dangdut yang ceria.
Menyengat hati menjadi gairah.
Membuat aku lupa akan cintaku yang telah lalu.

Kembali ke …… 2.
Lanai aku lanai
T : 112 Tio Fanta & Tommy Perwira Ginting)

Beribu bintang dilangit,
aduh sayang hanya satu yang kukagumi.
Beribu gadis yang cantik,
duhai sayang hanya kamu yang kuinginkan.
Mana, mana janjimu dulu.
Mana, mana janjimu dulu.

Kupandang Gunung Sibayak
aduh sayang saat aku kekota Medan.
Bagaimana aku percaya pada abang
karena abang mata keranjang.
Lanai, lanai aku lanai.
Lanai, lanai aku lanai.
Oh bulan berikan sinarmu, hatiku lusuh memikirkan si jantung hati.
Rasa cinta dan sayangku
telah hilang bersama janji palsu.
Sungguh tega hatimu kepadaku
saat aku ke Deli tuak aduh sayang.
Oleh-olehnya daun Nipan.
Kalau aku yang kau harapkan duhai sayang sampai tua kau takkan nikah.
Lanai-lanai, lanai aku lanai.

Lukaku

Belum kering lukanya hatiku.
Luka bekas kau sakiti dulu.
Tapi kini engkau kembali.
Memohon mengharapkan
cintaku.

Sebelum kau kembali padaku.
Baik puaskan dulu hatimu.
Dari cinta ke lain cinta.
Turutkan, puaskanlah hatimu.
Nanti baru kau datang padaku.

*. Kini carilah olehmu
kasih pengganti diriku.
Lalu bandingkan olehmu
cintanya dengan cintaku.
Setelah itu kau baru tahu,
Betapa besar cintaku padamu.






Lukisan cinta

Rintik hujan membasahi bumi.
Kususuri kesunyian malam.
Segenggam luka yang aku bawa.
Dapat kurasa jiwaku lara.

Dimana, dimana kau kucari.
Mahligai indah kenangan cinta.
Merana, kecewa tiada terkira.
Bagaikan tertusuk seribu duri.
Dimana, dimana kau kucari.

*. Bilakah beban derita ini.
Berlalu dari kehidupanku.
Ku tak sanggup lagi merasakan.
Kepiluan yang menyiksa jiwa.

Wahai lukisan malam yang kelam.
Bawalah aku dalam pelukmu.
Agar aku dapat melupakan.
Semua beban derita cinta.

Jangan kau biarkan diriku merana.
Kecewa…..selamanya….


Mabok bae
Aas Rolani E.Thorikin

Aduh pusing kang
duh aduh pusing, pusing tujuh keliling.
Rumah tangga langka senenge,
sampeane mabok bae.

Coba mikir kang dipikir dingin.
Apa kakang bli isin
wong mekaya langka luwie.
Saban dina mabok bae.

Kudu inget ning masa depan.
Aja nuruti napsu setan.
Minum-minuman, mabok-mabokan.
Ngrusak ning badan.

Masih mending kang mabok dunia,
Bisa nyukupi keluarga.
Aja maboke mabok minuman,
bisa berantakan.

Kembali dari atas
Mabuk & Judi
T : 150 Cucu Cahyati Aat Arsyad

Duhai tunangan ku
sampaikan pada orang tuamu.
Tahun depan ku melamarmu.
Akan kubelikan mobil biru.
Mabuk lagi… mabuk lagi….
Tiap hari… pulang pagi….
Kau ajak teman-teman.
Hey, mabuk bersamamu.
Aku jadi malu pada orang tuaku.
Mabuk lagi… mabuk lagi….
Ku tak mau terus begini.
Putuskan hubungan saja, jangan lagi.
Ku tak mau jadi istri
kalau kau terus begitu.
Mabuk lagi… mabuk lagi….
Baiklah hey sayangku
tolong ambilkan air accu salah maaf.
Akan kudengarkan katamu,
ku tak akan mabuk lagi
dan tak akan judi lagi.


MADU MERAH
T : 156 Itje Trisnawati Muhtar B.

Secangkir Madu Merah,
menyiram hati kita.
Berdaun asmara dan beranting cinta.
Tumbuh bunga kasih, kasihmu-kasihku.

Secangkir madu merah
membasahi kalbu.
Bersulam asmara,
benang-benang cinta.
Melukiskan sayang,
sayangku-sayangmu.
Satu dalam satu
…….music……
Ha… rasa berat melangkah
pabila engkau di sampingku.
Ha… tak mau berpisah
pabila engkau didekatku.
Biar aku menjadi bayanganmu.
Kuharapkan kau jadi bayanganku.


Mandi kembang
T : 120 Caca Handika / Erike LB

Mandi kembang tengah malam,
Jangan kau lakukan.
Kalau hanya mengharap maaf dariku.
Andaikan ingin kembali
mengharap cintaku.
Lupakanlah dosa-dosamu yang lalu.
Oh…oh….. kumaafkan semua salahmu.

Walau diri dan cintamu kini sisa orang.
Namun kedua tanganku rela menerima.
Walau hancur batinku ini
kar’na undangan palsumu.
Namun dihatiku
tak menyimpan rasa benci.

Kembali-lah, kembali-lah
andai engkau tak bahagia.
Diri ini-pun tak rela
membiarkan kau tersiksa.
Mandi kembang tengah malam,
Jangan kau lakukan.
Kalau hanya mengharap maaf dariku.

Mandi madu
T : 160 Elvie Sukaesih Toto Ario

Basah, basah, basah..
seluruh tu..buh.
Ah, ah, ah.. menyen..tuh kal..bu..
Manis,manis,manis..
semanis ma..du.
Ah, ah, ah.. menyentuh syah..du..

Basah diri ini…basah hati ini…
Kasih dan sayang..mu,
menyirami hidupku.
Ba..gai..kan mandi.. ma..du…
Ah, ah, ah… mandi ma..du…
……..music……
*Kau tabur..kan se juta pesona.
Dirimu tak tak dapat.. ku lupakan.
Kau sirami bersemilah cinta.
Bungapun kini mekarlah sudah.
Manis, manis cintamu.
Manis, manis kasihmu.
Diri ini bagai mandi ma..du.


Mandul

Sepuluh tahun sudah
kita berumah tangga.
Tapi belum juga
mendapatkan putera.
Jangan kau sedih,
jangan berduka.
Mohon padanya dalam berdoa.

Sebagai seorang isteri
ku merasa sedih.
Ku takut dirimu kecewa padaku.

Cintaku padamu tak akan pudar.
Walau seumur hidupmu
dalam kemandulan.
Ku rasa tiada sempurna
kebahagian kita.
Tanpa adanya
Seorang putera belahan jiwa.
Sebagai seorang isteri
kumerasa sedih.
Ku takut dirimu nanti kawin lagi.


Malam terakhir
Imam S.Arifin & Nana M Oma Irama
Malam ini malam, terakhir bagi kita..
Untuk mencurahkan rasa rindu di dada.
Esok aku akan pergi lama kembali.
Ku harapkan agar engkau sabar menanti.

L: Esok aku akan pergi lama kembali.
Ku harapkan agar engkau sabar menanti.
P: Aku akan sabar menantimu kembali.
Selamat jalan dan sampai berjumpa lagi.
Esok kita akan berpisah….a…aa…
Tentu hari-hari kan jadi sunyi.
Esok kita akan berpisah….a…aa…
Tentu hati rindu sekali.
P: Semakin lama kita berpisah.
L: Semakin mesra…. Kita berjumpa.

# Malam ini malam terakhir bagi kita.
Untuk mencurahkan rasa rindu di dada.
Kita akan berjumpa di saat bahagia.
Di saat malam pesta perkawinan kita.

*. Mengapa, mengapa hatiku berdebar-debar.
Seakan-akan ku ragu untuk merelakan
kepergianmu kasih……
Mengapa, mengapa hatiku berkata-kata.
Seakan-akan berbisik bahwa
kita tidak akan berjumpa lagi.
Kepergianku hanya untuk kembali.
Kita berpisah untuk berjumpa lagi.
Kecuali bila Tuhan menghendaki.
Tentu saja kita harus rela hati.
Kar’na kehendak-NYA itu yang terjadi.
Mata hatiku
T : 150 Iis Dahlia Joel Anggara & Joko L

Tuhan kuatkan imanku,
teguhkan hatiku.
A.. a.. a.. a.. a.. a.. a.. a.. a.. a..
Tuhan kuatkan imanku ini,
Luka hatiku teramat dalam.
Rasa rindu menjadi benci.
Rasa cinta berubah murka.
Madu cinta yang ku suguhkan.
Racun cinta yang ku terima.
Kalau ku tahu dia beristri,
manalah mungkin kucinta dia.

Hewan-pun tak sudi kasihnya dicuri.
Apa lagi dia yang punya mata hati.
Diriku wanita dia-pun wanita,
Sama-sama punya rasa kasih dan cinta.
Biarlah aku yang mengalah,
walau harus kecewa.


melati
T : 140 Nini Karlina Agus Mein

Melati, melati
harum dan mewangi.
Berseri, berseri di setiap hari.

Bunga melati putih dan suci.
Bunga melati penghibur hati.
Mekar bersemi indah sekali.
Harum mewangi disetiap hari.

Melati, melati
harum dan mewangi.
Berseri, berseri di setiap hari.

Jangan kau layu merana dan mati…
Mekar selalu menemani diriku.
Bunga melati-ku jangan engkau layu,
Jangan engkau layu,
mekar selalu temani diriku .

memandangmu
T :110 Ikke Nurjanah Renaldi Wahab

1. Memandang-mu walau selalu
tak akan pernah beri jemu dihatiku.
Menyapa-mu walau selalu
masih terasa merdu bagai awal jumpa.

2. Mencari apa yang aku cari.
Merangkai rindunya hatiku.
Bulan bawa bintang
menari iringi langkahku.
Malam hadir bawa diriku
berjumpa denganmu.
Dua hati satu tujuan
melangkah bersama.
Cinta hadir bawa diriku
menyentuh indahnya.

Memeluk-mu walau selalu
tak akan pernah sanggup
aku melepasnya.
Membelai-mu walau selalu
masih terasa harum lembut dihatiku.
Kembali dari 2

Mimpi buruk

Semalam aku mimpi,
mimpi buruk sekali.
Kutakut berakibat
buruk pula baginya.
Kekasihku tercinta,
yang kini jauh dimata.

Kar’na mimpiku itu
hati jadi gelisah.
Apakah yang menimpa
atas dirinya kini ?
Kekasihku tercinta,
yang kini jauh dimata.

*. Oh Tuhan, padMU-lah
kumohon pertolongan.
Lindungilah dirinya
dari segala musibah.
Selamatkanlah ia
yang pergi dalam tugas.
Serta tenangkanlah oh.. diriku
yang ditinggalkan.

Nasib bunga

Butir mutiara kata rangkain rayuan cinta.
Engkau biarkan,
engkau semaikan di badan jiwa.
Setelah putik berbunga
kelopak merekah indah.
Setelah benih kau tanam
dan kini bertunas kembali.

*. Sampai hati kau merenggut
bunga di jambangan.
Lalu kau campakkan dia
dalam penimbahan.
Sungguh tak terpikulkan
beban aib dan noda.
Duka tertindih derita duhai nasib bunga.

Masih adakah mentari nan cerah.
Dosa dan doa mengundang bencana.
Apakah harus berputus asa.
Iba dan belas kasihan hanya itulah harapan.
Masih adakah akan secerah cinta tersisa.

Pasrah
T : 144 Muchsin Alatas Leo Waldy
Lebih baik kau bunuh,
aku dengan pedangmu.
Asal ja……….ngan,
kau bunuh aku
dengan cintamu.
Lebih baik aku
mati di tanganmu.
Daripada
aku mati bunuh diri.
Lebih baik aku
mati ditanganmu.
Daripada
aku mati bunuh diri.

*. Ku tak menyesa..li..
kalau diri ini.
Engkau jadikan diriku,
Cinta kedua darimu.
Biarlah aku terima.




PATAH HATI
Oma Irama

Terlalu sayang padanya,
Terlalu cintaku padanya.
Kini membuatku patah hati,
Karena ia meninggalkan pergi.

Mengapa dulu ku terlalu sayang.
Mengapa dulu ku terlalu cinta.
Baru kini aku alami.
Betapa sakitnya patah hati.

Mengapa dulu ku dicintai.
Kalau hanya untuk disakiti.
Ya badan mengapa begini.

Tiada mungkin dapat terobati.
Derita karena patah hati ini.
Kecuali ia mau kembali.
Untuk hidup bersamaku lagi.

Mengapa dulu ku terlalu cinta.
Mengapa dulu ku terlalu sayang.



Payung hitam

Payung hitam yang menjadi saksi.
Setiap hari diriku menanti.
Tak perduli hujan turun petir menghalangi.
Kutetap bertahan walau
air hujan membasahi badan.
Tapi kini setelah kau kembali.
Sikapmu sungguh menyakitkan hati.
Mengapa baru sekarang aku
kau banding-bandingkan.
Dengan wanita yang baru kau cinta…kejam….

*. Dengan begitu mudahnya
kau memutuskan cinta.
Hanya dengan satu kata…
Kata maaf saja…
Cincin yang engkau ikatkan.
Tetapi nantinya diriku
akan jadi hinaan.
Akan jadi cemoohan ocehan orang.

Apakah seorang wanita lahir kedunia.
Hanya untuk dijadikan
bahan perbandingan.
Pembaringan terakhir

Serasa petir menyambar
ditengah terik matahari.
Disaat aku mendengar,
kau telah menutup mata
selamanya.
Serasa yang ku
sayang-sayang
telah pergi untuk selamanya.

*. Kini pembaringanmu,
jadi tanah yang merah.
Dihiasi malam,
malam dingin.
Ingin rasanya diriku
jadi selimut malammu.
Agar malam dingin menjadi
malam yang hangat.

Izinkanlah diri ini.
Menemani dirimu
di sepanjang malam.




PEMUDA IDAMAN

Pemuda idaman jadi impian,
Pemuda idaman jadi bayangan.
Duh kelingan ning matane,
Duh kelingan ning mesemne.
Pemuda idaman jadi rebutan.

Pemuda idaman jadi impian,
Pemuda idaman jadi bayangan.
Duh kelingan ning matane,
Duh kelingan ning mesemne.
Pemuda idaman jadi rebutan.

Yen blih ketemu hatiku oh rindu.
Perasaan gemetar seluruh tubuhku.
Yen blih ketemu seminggu,
hatiku… rindu.
Perasaan gemetar seluruh tubuhku.
Oh… oh… oh…







PENANTIAN
Mansyur S.

Dalam keheningan malam,
kudendangkan lagu.
Sebagai pelepas rindu padamu.
Rasa tak kuasa
berpisah denganmu.
Menjelang malampun tiba,
kukenang dirimu.
Sebelum terlena kubisik namamu,
Agar kau menjelma dalam mimpiku.

Hati terasa merintih
dalam kerinduan.
Agar kukenang selalu
saat perpisahan.
Dan masih aku rasakan
kecupan bibirmu.
Dengan derai air matamu oh….
Dan engkau bisikan kata-kata cinta.
Hanya harapan hatiku
semoga bersabar.
Dan tabahkan hati dalam penantian.

Pendusta

Pergilah….hai pendusta…….
Penghianat cinta……..
Usah kau kembali..
sungguh kau manusia..
Yang tak mengenal budi………..

Ku sangka engkau setia.
Ternyata kau pendusta.
Kau bermain cinta lagi.
Dengan pria yang lain.
Berbuat dosa…………

*. Betapa sakitnya hatiku.
Tiada mungkin kan terobati.
Walaupun kau menangis darah.
Tiada maaf lagi untukmu.
Pergilah, pergi dari sisiku.

Cari pria penggantiku.
Hatiku t’lah membeku…..
Setulus hati……



Pengobat rindu

Siapa sih.. kamu,hai..hai siapa kamu.
Selalu menggoda-goda,
menggoda kalbu.
Ku kira asmara bergetar di dada.

Sejak berpandangan
hatiku tak karuan.
Selalu terbayang-bayang
wajahmu sayang.
Bergetar hatiku menggoda selalu.
Siapa sih.. kamu, hai..hai siapa kamu.

*. Rindu hatiku rindu ingin bertemu.
Tak tahan bila engkau jauh dariku.
Datanglah sayang
kau pengobat rindu.
Kau segalanya
dalam kehidupanku.

Dimana kini engkau berada.
Dimana kini engkau kiranya.



Pengorbanan

Bukan perpisahan
kutangisi.
Hanya pertemuan kusesali.
Bagaikan langit
tiada berbintang.
Mendung tebal yang
menjadi penghalang.
Oh…………….……
Bukan perpisahan kutangisi.
Hanya pertemuan kusesali.

*. Mungkin ini takdir yang kuasa.
Menjadi suratannya hidupku.
Jurang yang dalam jadi pemisah.
Dirimu diriku tak berdaya.

Biarlah….semua ku terima.
Bukan perpisahan kutangisi.
Namun pertemuan kusesali.


Penyesalan
T : 140 Titiek Nur Imam Badawi

Kasih, mataku tidak buta
nyawaku masih ada.
Tapi mengapa kau begitu tega ciptakan api neraka untukku.
Kalau hanya tubuh yang luka, ku tak apa.
Tapi hati suci ini yang kau lukai……..
Kau bercumbu mesra didepan mataku.
Betapa…… sakit hatiku.

Kalau hanya dusta masih aku terima.
P’rilakumu itulah yang aku sesali……
Kau buat darahku tak mengalir lagi, membeku……di dalam tubuh.
Kalau hanya tubuh yang luka ku tak apa.

Kau anggap apa diri ini kasih.
Tega hatimu tak punya perasaan.
Sengaja luka kau tanam di hatiku.
Tak kau hiraukan air mataku ini.
Betapa……… sakit hatiku.

Percuma
T : 106 Rita Sugiarto Oma Irama

Percuma air kau siramkan.
Percuma pupuk kau taburkan.
Pada pohon bunga
mati untuk selamanya.
Percuma rayu kau ucapkan.
Percuma cumbu kau lakukan
padaku yang patah hati,
patah hati selamanya.

Aku sudah tak mau lagi
punya seorang kekasih.
Aku tidak percaya lagi
adanya cinta yang suci.
Kini kubaru tahu…….
Semua cinta palsu.
Kini ku tak perduli……
Cintaku tak perduli

Kembali dari atas
PERGI TANPA PESAN
Ellya Khadam

* Kau pergi tanpa pesan,
Kunanti tiada datang,
Dimana kau kini,
Kemana kau kini,
Aku tiada percaya lagi,
Aduh, duh,duh,duh,duh,duh.., duh…..

** Berkorban apa saja,
Demi untuk yang kucinta,
Dimana kau kini,
Kemana kau kini,
Aku tiada berdaya lagi,
Aduh, duh,duh,duh,duh,duh.., duh…..

Putuslah harapanku,
Letihlah aku menunggu,
Putuslah harapanku,
Letihlah aku menunggu,
Kemana ku akan pergi,
Untuk bernaung diri.

Kembali ke **

Perih

Memang kuakui akulah orangnya.
Rupiahpun tak pernah kumiliki.
Bajupun hanya yang kupakai.
Tapi jangan kau hina diriku.

Yang kini kumiliki memang bukan harta.
Hanya yang ada rasa kasih sayang.
Tapi kini mengapa kau lari.
Karena aku orang yang tak punya.

*. Akupun tak mengerti
sungguh tak mengerti.

Mengapa cepat kau tergoda.
Putus lagi cintaku,
Putus lagi harapan.
Betapa sedihnya hatiku.
Mungkin ini sudah takdir Illahi
Aku harus sendiri.
Permohonan

Padamu kuserahkan
jiwa dan raga.
Kuturuti segala yang kau pinta.
Betapaku menyayangimu
sepenuhnya.

Adanya sayang
pasti ada cinta.
Telah tumbuh bersemi
dan bertakhta.
Mendarah daging
bersatu padu di tubuhku.

Sukar kubayangkan
bila engkau khianati.
Cinta yang tulus murni
rela korban tanpa pamrih.
Janganlah engkau nodai,
Menghitamkan janji-janji.
Tak kuharap cinta berakhir,
Wahai kekasih.


Pertemuan

Betapa hati tak bahagia.
Bila kekasih
yang lama kurindukan.
Kini dia datang.

Dia datang seperti dahulu.
Setelah lama meninggalkan
Diriku sepi sendiri………..

Alangkah bahagia,
pertemuanku kali ini.
Setelah berpisah sekian lama.
Semoga selamanya
dia berada disisiku.
Tiada pergi lagi,
tiada sunyi lagi.
Sampai akhir nanti
selalu berdua.






Persetan dengan cinta

Dulu aku memuja cinta.
Setelah kutahu cintanya palsu.
Sebelum merana karena cinta.

Kini aku membencinya.
Setelah kutahu cintanya palsu.
Sebelum merana karena cinta.

Cinta cuma menambah pikiran.
Serta mengurangi nafsu makan.
Dan juga bisa menguruskan badan.

Apalgi kalau patah hati.
Sedang bercinta ditinggal pergi.
Akhirnya bisa mati bunuh diri.

Lebih baik aku sendiri.
Walau tanpa cinta aku bahagia.
Mulai saat ini persetan dengan cinta.
Aku benci………………..







Pestamu dukaku
T : 146 Yulia Citra Asmin Cayder

Dari jauh ku doakan,
Maafkan sahabatku bila ku tak datang.
Di pesta perkawinanmu,
pestamu adalah dukaku.
….. Tak mungkin aku, tak mungkin
aku kan hadir di pestamu.
Tak sanggup aku, tak sanggup aku
memberi doa restu untukmu.
Maafkan aku duhai sahabatku.
Aku tak dapat memenuhi undanganmu.
Karena dia menjadi teman hidupmu.
Orang yang telah menghancurkan hidupku..
Oh..oh……..oh……….
Orang yang telah menghancurkan hidupku..
Tak mungkin aku, tak mungkin aku
kan hadir di pestamu.

Sebagai sahabatku, kutahu kau pasti bersedih
karena merasa kehilangan diriku.
Tapi yang paling sedih, dan pasti kau menangis
bila kucerita roda hitam hidupku.
Demi kebahagiaanmu biar aku yang mengalah.
Asal engkau bahagia hidup bersamanya.
Tak sanggup aku, tak sanggup aku

Poco-poco
T :150 Yoppie Latul Arie Sapulete

Balenggang pata-pata,
Ngana pe goyang pica-pica.
Nga..na pe bo..dy..poco-poco…

Cuma ngana yang kita cin..ta,
Cuma ngana yang kita sa..yang..
Cu..ma nga…na…
yang suka bikin pu…sing…
Ulangi dari atas

Ngana bilang kita na sa..yang..
Rasa hati ini mala..yang.. ja…uh…
di..i..ja… di..i…ja…
biar kita ngana pe ba..yang
biar na bikin layang-la..yang..
cu..ma nga..na… yang kita sa..yang..
Ulangi dari atas

Prasangka
T: 130 Ine Cynthia Harry B
Biarkan saja orang berkata.
Hubungan kita berdua tidak mungkin lama.
Biarkan saja orang mengira.
Cinta kasih sayang kita hanya sementara.

Aku bersumpah demi Tuhan yang kuasa.
Ku akan mencintamu selamanya.
Aku berjanji sampai lepas nyawa ini.
Aku hanya milikmu seutuhnya
Oh………………
Begitu hitam prasangka orang.
Kar’na seringnya bercinta
dengan kegagalan.

*. Berulang kali kucoba memadu asmara.
Tetapi akhirnya hanya kecewa yang kurasa.
Berulang kali kubina keutuhan cinta.
Tetapi akhirnya hancur semua tanpa guna.

Kini kukatakan padamu seorang.
Kini kupasrahkan jiwa ragaku kepadamu.

Pria idaman

Sikapmu yang penuh kasih dan sayang.
Membuat aku hai mabuk kepayang.
Sikapmu yang peramah dan pendiam.
Membuat aku rindu siang malam.

Juga wajahmu yang teramat tampan.
Akan selalu jadi perhatian.
Sungguh kau seorang pria idaman.
Idamannya gadis sepanjang zaman.

Sungguh sukar dicari masa kini.
Orang sepertimu pria sejati.
Bagaimana aku tak bahagia.
Berdampingan denganmu hai kekasih.

Sopan santunmu menyejukkan kalbu.
Tutur katamu hai semanis madu.
Bentuk tubuhmu lelaki perkasa.
Kejujuranmu dapat dipercaya.


Rahasia cinta
T : 134 Evie Tamala Imam SA & Latief Khan & Evie T

Malu, malu aku mengatakan.
Ada getar cinta makin membara.
Rindu, rindu bila tak bertemu.
Debar, debar hati makin menjadi.

Harus bagaimana
aku mengatakan.
Sedangkan bibirku
tak mampu berbicara.
Malu, malu aku mengatakan.
Ada getar cinta makin membara.

*. Resah gelisah yang kini kurasakan.
Mengungkap rahasia hati ini.
Mungkinkah ada
perasaan yang sama.
Agar terungkap tabir cinta ini.

Andaikan ku mampu
menggapai hatimu.
Rahasia cinta dapat menjadi nyata.


Rekayasa cinta
T : 190 Camelia Malik / Munif Bahasuan

Cinta kini sudah direkayasa.
Diolah-alih semanis madu.
He, tapi berbisa, he… tapi berbisa.
Cinta kini sudah jadi dilema.
Beritanyapun selalu jadi topic utama.
He , topic utama,he… topik utama.

Nuansanya tak lagi melukiskan,
Pesona indahnya kemesraan.
Jalinannya tak lagi menjanjikan
masa depan kebahagiaan.

Kalau cinta sudah direkayasa.
Dengan gaya canggih luar biasa.
Rindu buatan, rindu sungguhan
susah dibedakan.
Kalau cinta sudah direkayasa.
Banyak bocah disulapnya dewasa.
Budi yang yang kaya,
adat budaya tak lagi terjaga.
Kalau cinta.

REMBULAN BERSINAR LAGI
T : 150 Mansyur S.& Dadang S

Rembulan bersinar lagi,
Mendungpun tiada lagi.
Hati yang seakan mati,
Kini gairah kembali,
Rembulan bersinar lagi.

Mawar tumbuh bersemi,
Indah ditaman hati.
Kan kujaga kusirami,
Agar tetap berseri.
Ku tak mau kehilangan dirimu.

Hampir saja, hampir saja
putus asa bunuh diri.
Kalau saja sampai kita
tidak bertemu lagi.
Hati yang seakan mati,
Kini gairah kembali.
Rembulan bersinar lagi.




Rembulan malam
T : 130 Evie Tamala Aziz Thalib

Dirimu bagaikan rembulan
dimalam yang sepi.
Purnama bersinar menerangi hati.
Aku damba engkau
bersemayam di hati,
walau dalam mimpi.
Tetapimungkinkah
rembulan malam berpijak
dibumi berdebu.

Sungguh diriku tak kuasa
menahan gejolak di hatiku
yang semakin lama semakin menjadi.

Begitu ingin kusampaikan
rasa cinta ini yang mendalam
tetapi tak mapu.
Bibirku berkata mengharap
kasih yang tak sampai.


Renungkanlah
T : 86 Meggi Z. / M.Mashabi

Rasa cinta pasti ada,
pada makhluk yang bernyawa.
Sejak lama sampai kini,
tetap suci dan abadi.
Takkan hilang selamanya,
sampai datang akhir masa.
Takkan hilang selamanya,
sampai datang akhir masa.
Renungkanlah……

Perasaan insan sama,
ingin menyinta dan dicinta.
Bukan ciptaan manusia,
tapi takdir yang Kuasa.
Janganlah engkau pungkiri.
Segenap yang Tuhan beri .

Kembali dari atas





Rindu
T : 140 Hetty Koes Endang A.Vadag

Kalau hatiku sedang rindu.
Pada siapa ku mengadu.
Dalam hati bertanya selalu.
Berlinanglah air mataku.

Akan kucari walau kemana.
Kini aku ber ke..la..na..
Ke ujung dunia akan ku cari.

Kalau hatiku sedang rindu.
Pada siapa kumengadu.
Dalam hati bertanya selalu.
Berlinanglah air mataku.

*. Rin…du, mengapa rindu hatiku.
tiada terta..han.
Kau tinggalkan aku seorang.
Rin…du, mengapa rindu hatiku.
tiada terta..han.
Kau tinggalkan aku seorang.

Engkau pergi tiada pesan.
Kabar darimu kunantikan.
Rindu menanti

Bila kau kembali,
lama kumenanti.
Tak sabar menunggu
engkau kembali.
Walau kuakui hatiku gelisah.
Tiada kau merasa yang kualami.
Bila kau kembali,
lama kumenanti.

*. Dimana kau kini
kekasihku sayang.
Mengapa kau pergi
belum juga datang 2x
Betapa hatiku rindu oh..
ingin bertemu 2x

Duhai angin malam
sampaikan salamku.
Oh.. kepada dia pujaan hati.
Katakan padanya kuingin bertemu.
Karena rindu tak tertahan lagi.
Katakan padanya kuingin bertemu.

Rujuk
T : 130 Oma Irama & Elvy Sukaesih

Maksud hatiku datang kemari
untuk mengajakmu rujuk kembali.
Pikirkan dulu maksud hatimu.
Ku tak mau nanti bercerai lagi.

Ternyata tak kuasa
ku berpisah darimu.
Baru kini terasa
aku membutuhkanmu,
Juga itu yang aku rasakan.

Maafkan sayang
kesalahanku yang dahulu
telah menceraikanmu.
Semua itu telah berlalu.
Kini mulailah hidup yang baru.
Kembali dari atas
SAKIT GIGI
T : 140 Meggy Z Obbie Mesakh

Putus lagi cinta ku, putus lagi jalinan ka..sih.
Sayangku dengan..nya.
Cuma kar’na rupiah,
lalu engkau berpaling mu…ka
tak mau mena..tap la..gi.
Kecewa…, kecewa hati..ku.
Terluka… kare..na cinta…

Kalau terbakar api kalau tertusuk duri mung..kin masih dapat kutahan.
Tapi i..ni… sakit lebih sa..kit…
Kecewa.. kare..na cinta….

Jangankan diriku..,
semutpun ‘kan marah bila terla…lu
sakit begi…ni.

Daripada sakit hati, lebih baik sakit gigi i..ni
biar tak menga…pa..
Rela, rela, rela a..ku relakan…
Rela, rela, rela a..ku rela.


Sakit hati Meggi Z
T : 140 Meggie Z

Sampai hatimu begitu tega,
Di depan mataku kau jual cinta.
Begitu hina begitu rendahnya.
Dirimu rela ditukar rupiah.

Betapa lemah imanmu
tak mampu menahan nafsu.
Tak sudi, tak sudi lagi kumelihatmu.

( Kembali keatas)

*. Sakit hatiku tiada terobati.
Walau sejuta senyum
kau berikan.
Demi langit dan bumi
aku bersumpah.
Dirimu tak mungkin lagi
kumaafkan.
Sekali ternoda tetap ternoda.
Dirimu tak mungkin lagi berubah.




Sakit hati

Demi Tuhan kuberjanji.
Mulai sekarang.
Ku tak mau, ku tak mau.
Ku tak mau jatuh cinta lagi…
Sejak kurasa pahitnya cinta
Penuh derita………..
Yang menyiksa, yang menyiksa.
Yang menyiksa,diriku tersiksa…

*. Banyak yang berkata,
cinta itu indah…
Rasa bahagia bagai
dalam surga.
Tapi yang ku alami
jauh berebeda.
Cinta yang bersemi
bak api membara.
Sakit hatiku jadinya…



Sama jahatnya

Kau memang orang kedua.
Yang pernah mencintai diriku ini.
Tetapi engkaupun
sama jahatnya.
Teganya pada diriku.

Tak pernah kurasakan,
indahnya punya kekasih.
Seakan-akan kau anggap diriku
hilang untuk selamanya.
Kau memang orang kedua.
Tetapi kau sama-sama jahatnya.

*. Mengapa baru kau sesali.
Setelah kau puas dariku.
Memang kuakui ikatan cinta kita.
Tanpa surat pernyataan.

Kini kau haramkan diriku.
Dan tak kau hiraukan ku lagi.
Kini aku menyesal
sungguh aku menyesal.
Dulu mencintaimu.
Sapu tangan merah
Yus Yunus
Aduh ale selektin manis……
Tengku angkuh tengka kulina…..
Membuat aku jatuh cinta….
Sapu tangan merah tanda mata dari kita.
Sebagai pelepas rindu pada diriku.
Walau engkau jauh ada di kota Jakarta.
Namun terasa dekat dari Madura.

Oh.. oh.. waktu kau berdarmawisata.
Kau bilang banyak kesenian
di pulau Madura.
Dan pantai membentang,
Berpagar pohon cemara.

Duh.. Halimah semanis manis
rasanya manggis.
Kini kita berpisah, engkau jauh dimata.
Duh.. Halimah selektin potana bapa mopin.
Kenangan yang indah
tetap terukir di mata
Kapan kembali hadir disini.
Kita berjumpa lagi sambil
nonton Karapan Sapi.


Sarmilla
T : 160 Ashraff

Oh… oh… oh… oh…oh…..

Aku relakan kepergianmu.
Bila itu yang kau pinta.
Aku terima keputusanmu.
Walaupun pahit terasa.

Oh, Sarmilla… ohh….. Sarmilla…
Kasihku…… ohh.. untukku…
Oh, Sarmilla… ohh….. Sarmilla…
Cintaku …… ohh….. milikku…

Mengapa cinta yang kau berikan.
Kau balas dusta yang pedih.

*. Berulang kali kau menyakiti.
Aku masih tetap memaafkan.
Tetapi engkau tiada mengerti.
Malah sengaja menduakanku.

Teganya dirimu melukaiku.
Sampainya hatimu mendustaiku.
Oh…. Aku tak sanggup lagi……..

Satu malam
T: 138 Itje Tresnawati
Seminggu yang kupinta,
satu malam tetesan embun kesucian cinta.
Segala kasih segala sayang buatku,buatku.
Seminggu yang kupinta, satu malam mesramu dalam canda-canda cinta.
Segala kasih segala sayang buatku,buatku.

Setelah enam hari kau sibuk diluaran
seminggu ysng kupinta satu malam.

Bila memandang langit
jangan lupa bumi
Kerja mencari duit
jangan lupa istri oh… sayang,
Bila memandang bulan tentu malam hari.
Lupa ‘kan kewajiban berdosakah hati ?
Oh… sayang.
Mencari nafkah lahir itu kewajiban, memberi nafkah batin juga kewajiban.

Kembali dari atas.

Seandainya bertemu tuhan

Jangan kau bisikkan lagi telingaku ini.
Dengan kata-kata indah tetapi palsu.

Terlalu sakit hatiku ini.
Bila dibandingkan tertusuk duri.

Lebih baik kau berikan
aku segelas racun.
Daripada madu cinta
yang menyakitkan.
Terlalu sakit hatiku ini.
Bila dibandingkan tertusuk duri.

*. Seandainya aku dapat
bertemu Tuhan.
Akan kutanyakan tentang dirimu ( 2x)
Mengapa kau tega menghinaku.
Mengapa kau tega menyakiti.

Apa salahku… pada dirimu…..





Sebuah nama

Sebuah nama tertulis di hatiku.
Dalam membekas
tak mudah terlupakan.
Indah namanya
hai seindah orangnya.
Bila kusebut
hai terbayang wajahnya.

*. Karena dia aku bisa menangis.
Karena dia aku bisa tertawa.
Karena dia aku bisa merana.
Karena dia aku bisa bahagia.

Sebuah nama tertulis di hatiku.
Dalam membekas
tak mudah terlupakan.
Indah namanya
hai seindah orangnya.
Bila kusebut hai terbayang wajahnya.




Sebujur bangkai
Badanpun tak berharga, sesaat ditinggal nyawa.
Anak istri tercinta tak sudi lagi bersama.
Secepatnya jasad dipendam (2x)
Kar’na tak lagi dibutuhkan.
Dirinya semula dipuja
kini bangkai tak berguna, Oh…
Dari kamar yang indah,
kasur empuk tilam putih.
Kini harus berpindah terkubur….
Dalam perut bumi…….

*. Kalau selama ini diri berhiaskan emas,
intan permata bermandi cahaya.
Tetapi kali ini didalam kuburan.
Gelap pekat mencekam,tanpa seorang teman.
Terputuslah pergaulan, terbujurlah sendirian.
Diri terbungkus kain kafan.

Wajah dan tubuh indah.Yang dulu di puja-puja.
Kini tiada lagi orang sudi menyentuhnya.
Jadi santapan cacing tanah (2x)
Sampai yang tersisa kerangka.
Begitulah suratan badan,
ke bumi di kembalikan…
Kebanyakan manusia terlena sehingga lupa.
Bahwa maut kan datang menjelang…..

Secangkir kopi

Bagaimana aku kan betah di rumah.
Setiap pulang kerja engkau tiada.
Jangankan menyambutku
dengan senyum manismu.
Secangkir kopipun
tak tersedia, oh…. 3x

Suami yang mana yang tak akan marah.
Bila makan dan tidur selalu sendiri.
Jangankan menemani dengan kemesraanmu.
Bicara saja seakan tak mau.
Oh… oh…

*. Ku pulang malam kar’na tak tahan.
Mencari hiburan diluar rumah.
Salahkah aku dosakah aku.
Bila diriku tak lagi setia.

Semua kulakukan untuk pelarian.
Agar engkau sadar istriku sayang.



Sedingin salju

Pandangan matamu tiada mesra lagi.
Belaian tanganmu tiada lembut lagi.
Kehangatan cinta darimu.
Oh sayang, tak lagi kurasa.
Mengapa sikapmu tak seperti dulu lagi.
Dinginnya sikapmu, Oh.. sedingin salju.

*. Apakah ada salahku
yang menyakiti hatimu.
Ataukah kau telah jemu dengan
kasih dan sayangku.

Kalau demikian baik kau lepaskan.
Akupun tak mau kalau kau paksakan.
Pandangan matamu tiada mesra lagi.
Belaian tanganmu tiada lembut lagi.
( Kembali ke *. )
Tanpa sepatahpun kata
kau ucapkan sebagai alasan.
Membuat diriku tak percaya lagi.
Kepada semua rayu laki-laki.

Segalanya bagiku
T : 120 Noer Halimah H.Oma Irama

Indahnya bulan tak seindah wajahmu.
Hitamnya arang tak sehitam rambutmu.
Engkaulah sayang segalanya baguku.
Engkaulah sayang pelitanya hidupku.
Besarnya gunung tak sebesar
cintaku padamu.

Kau tempat berhibur dalam kesedihan.
Kau tempat bercumbu dalam kerinduan.
Kau tempat bercumbu dalam kerinduan.

Begitu berartinya dirimu bagiku .
Manisnya madu tak semanis senyummu.
Halusnya sutra tak sehalus kulitmu.
Engkaulah sayang segalanya bagiku.
Engkaulah sayang pelitanya hidupku.
Dalam lautan tak sedalam
cintaku padamu .


Segudang rindu
T : 160 Camelia Malik Zoel Anggara

Mula-mula, sama-sama malu-malu.
Lama-lama, dua-dua manggut-manggut.
Tanda-tanda, tanda-tanda, tanda-tanda,
tanda-tanda punya-punya rasa……..
Tanda-tanda, tanda-tanda, tanda-tanda,
tanda-tanda punya-punya suka……..
Begitulah kalau asmara mulai berbunga.
Mula-mula, sama-sama malu-malu.
Lama-lama,_____
Katanya enggak ah,
Katanya ogah ah, manalah tahu.
Katanya teman sekedar kawan.
Lah koq’ dirayu juga.

Sudah biasa ah,
memang begitu ih.. bahasa cinta.
Cukup di mata, cukup dirasa puaslah hatinya.

Sehari tak berjumpa rasanya segudang rindu.
Bila sudah bertemu bibirku jadinya keruh.
Mula-mula, sama-sama malu-malu.
Lama-lama

Selalu milikmu
T : 200 Ikke Nurjanah Renaldi D.Wahab

Berdebar oh hatiku berdebar,
Terbayang kala kau sentuh aku.
Terbuai aku dalam cintamu.
hanyut kurasa dipelukkanmu.
Jatuh cinta bergetar jiwaku,
saat kau peluk aku
dunia seakan milikku.
Bagai embun pagi
aku nanti beri sejuknya.
Dalam sendiriku
jauh dipandang dekat dihati.
Ingin kubelai mesra.
Dengarkanlah wahai kekasihku.
Meski rindu tak s’lalu di kalbu,
janganlah sekalipun kau ragu.
Saat ku tak ada disisimu,
hati ini selalu milikmu.

Kembali Dari Atas
Selamat malam
T: 120 Evie Tamala
Selamat malam duhai kekasih.
Sebutlah namaku menjelang tidurmu.
Bawalah aku dalam mimpi yang indah
Di malam yang dingin sesunyi ini.

Selamat malam duhai kekasih.
Kan kusebut namamu menjelangtidurku.
Agar kau hadir dalam mimpi indahku.
Di peraduan yang sesepi ini.

*. Gelisah hatiku kar’na kau jauh dariku.
Tak lelap tidurku
kar’na terbalut rindu.
Adakah rindu didalam hatimu.
Seperti diriku merindukanmu.


Sekedar bertanya
T : 114 Wiwiek Abidin Ali Alatas & Hasan Majin

Hasrat hati hanya
sekedar bertanya,
Mengapa wajahmu
selalu berduka.
Sehingga lenyap
keindahan kurasa.
Aduhai, apakah
gerangan sebabnya.

* Wajahmu dulu berseri-seri,
senyummu dulu manis sekali.
Pandangan matamu bercahaya,
Tetapi kini jauh berbeda.


Sekuntum mawar merah
T : 165 Elvy Sukaesih Oma Irama

Sekuntum mawar merah…
Yang kau berikan kepadaku
di malam itu...
Ku.. me..nger..ti apa maksudmu.
Sampai kini kusimpan…
Bunga pemberian darimu,
tiap kulihat…
Ku..ter..ke..nang pada dirimu.

*. Bunga mawar merah
suatu tanda cinta.
Yang berarti bahwa
kau cinta padaku…
Dengan senang hati
kut’rima cintamu.
Kar’na aku juga
cinta kepadamu…
Oh.. bahagia…
Du..a…ha..ti telah berpadu.



Semakin cinta
T : 150 Imam SA & Nana Mardiana

Aku semakin cinta
aku semakin sayang.
Walau dirimu
bukan yang pertama untukku.
Aku juga makin sayang
demi Tuhan kumakin sayang.
Sampai akhir hidupku
cintaku hanya untuk dirimu.

Aku semakin cinta
aku semakin sayang.
Walau dirimu
bukan yang pertama untukku.
Lupakan masa lalu biarkanlah berlalu.
Kini cintaku seutuhnya milikmu.
Hanyalah kepadamu aku berserah diri.
Oh Tuhan tolong jangan pisahkan kami Apapun yang terjadi
aku tetap bersamamu.
Aku semakin cinta
aku semakin sayang.
Sembako cinta
T : 150 Thomas Djorghi Adit OB

Kawan kau tahukah yang membuat resah.
Siang malam hati gundah hai karena cinta.
Agar tiada resah dan bertambah mesra.
Yang diperlukan hanyalah hai sembako cinta la..la..la…la…la..la..la….

*Sembilan bahan pokok di dalam bercinta.
Jangan sampai kurang satu
bisa kurang mesranya.
Agar tiada resah dan bertambah mesra.
Yang diperlukan hanyalah
hai sembako cinta.
Satu, harus setia.
Dua, ada cemburu.
Tiga, pengertian,
Empat, ada rindu.
Lima, banyak pujian.
Enam, sering duaan.
Tujuh, perhatian.
D’lapan Sembilan menjadi sayang.
Kembali dari *

Semua untukmu

* Aku cinta kamu,aku sayang kamu.
Jiwa ini, raga ini semua untukmu.
Cinta suci ini, jangan kau nodai.
Aku mohon kepadamu.
Jangan kau khianati.
Aku cinta kamu.

Sedetikpun ku tak mampu.
Melupakan dirimu oh kasih.
Melupakan dirimu oh sayang.
Hati ini rasa syahdu.
Bila s’lalu dekat disisimu.
Bila s’lalu dalam pelukanmu.

Aku akan setia selalu,
Sampai akhir hidupku.
Aku cinta kamu,
aku sayang kamu.
Jiwa ini, raga ini semua untukmu.
Aku cinta kamu…
Aku sayang kamu.


Semua tahu

Hati merana, jiwaku merana.
Tersiksa karena cinta yang durjana.
Berjuta rasa kecewa di dada.
Setelah kudengar ayahmu bicara.

Cincin tunanganku pengikat cintamu.
Kini kau kembalikan padaku, oh….
Mengapa dulu ayahmu setuju.
Saat kupinang kau jadi istriku.

Tapi mengapa kini yang terjadi.
Gagal perkawinanku diambang pintu.

*. Semua orangpun tahu.
Kalau kau itu milikku.
Kini di pelaminan.
Kau dengan yang lain.

Betapa hancur hatiku
dan juga orang tuaku.
Atas segala hinaan ayah bundamu.
Kemana kubawa derita hati yang luka.
Berjuta rasa kecewa di dada.
Setelah kudengar ayahmu bicara.


Sengaja

Sengaja kupilih sahabatmu.
Untuk berkasihan denganku.
Sengaja kusakiti hatimu.
Seperti kau menyakitiku.
Sengaja aku lakukan itu.

*. Jikalau engkau bahagia
dengan gadis lain.
Sedangkan kau tahu bahwa,
dia itu sahabatku.
Namun tak kau hiraukan
perasaanku.














Sengsara

Sengsara aku sengsara.
Oh..kar’na dia
sengsara…..sengsara….
Sengsara... Ah……

Rupanya sudah biasa
kau bersandiwara.
Berdusta……berdusta……
Berdusta dalam cinta.

*. Tak mungkin dapat kujangkau
bintang, dilangit yang tinggi.
Tak mungkin dapat
ku arungi laut berjalan kaki.
Terlalu cepat kujatuh cinta
kepada dirimu.
Tiada terpikir akibat
yang harus kualami.

Kalau aku tahu, tak mungkin
Kupilih dirimu………

Senyum & hatimu
T : 155 Ikke Nurjanah Mara Karma & Imam Joend

Senyumlah untuk semua orang,
Tapi hatimu jangan.
Jujurku berkata dihati
Betapa aku cinta kepadamu,
Aku sayang padamu.
Senyumlah untuk semua orang,
tapi hatimu jangan.

Rindu dan cemburu
menggoda hatiku
apabila kau jauh
ho…ho…ho…ho..
Bawa aku kasih
kemana kau pergi
tak mau kusendiri.
Ingin aku miliki seutuhnya.
Cinta kasihmu untuk selamanya.


Senyum membawa luka
T : 130 Meggie Z Fazal Dath

Anggur merah yang s’lalu memabukkan diriku.
Ku anggap belum seberapa dah..syatnya.
Bila dibandingkan dengan senyumanmu.
Membuat aku………. lesu darah.

Untuk apa kau berikan aku
benang yang kusut, sementara diriku,
Harus membuat kain-kain yang halus.
Untuk apa kau hidangkan aku ,cinta yang kalut.
Sementara tanganmu
telah engkau berikan pada yang lain.
Sungguh teganya dirimu, teganya..
teganya.. Oh…….pada diriku……..

*.Aku masih belum mau mati karena cintamu.
Lalu menderita….. walaupun tali cinta
masih mengikat-ngikat di leherku.

Lebih baik ku kecewa daripada ku merana.
Hingga terluka… kar’na pengobat cinta.
Sungguh sangat mahal-mahal harganya.
Laksana menabur uang tapi, hati ini sakit sendiri.
Laksana ketiban bulan tapi,
Bumi ini hancur sendiri.

Sepiring berdua
T : 130 Ida Laila Yudhihana

Pabila kuingat dirimu,
disaat bersama hidup sengsara.
Makan sepiring kita berdua.
Tidurpun setikar bersama.

Diriku merasa bahagia,
Mendampingi dirimu
dalam suka duka.
Walaupun hujan basah berdua,
Demi cinta akupun rela.

* Tiada kusangka, tiada kuduga.
Badai derita oh datang melanda.
Kini kau jauh entah dimana
tinggalkan aku didalam kecewa.
Mengapa tega hatimu.
Ooh.. kasih……
Cintaku engkau khianati.



Siapa

Siapakah orang itu sejak tadi menatapku.
Mau memandang aku malu-malu.
Mau menyapa hati ragu-ragu.
Tapi aku secara diam-diam
memperhatikan ia dalam-dalam.
Makin lama orang itu makin dekat kepadaku.
*. Ketika ia dihadapanku
aku tertunduk semakin malu.
Aku mendengar ia menyapaku,
Diucapkannya namaku itu.
Akupun menjadi heran sekali.
Darimana ia tahu namaku.
Sedangkan bertemu baru disini.
Itupun untuk yang pertama kali.
(kembali keatas)
Hai rupanya orang itu,
bekas kekasihku yang dahulu.
Memang sudah sekian lama…lama..
Dia meninggalkan aku…aku…
Kini dia mau kembali lagi.
Kali ini mau bersungguh-sungguh
Tentu saja ku terima,
Karena ia yang kucinta.

Siapa kau

Mengapa kau menjadikan.
Cinta begitu menyiksa.
Namun kadang kau membakar.
Hati menyala gembira.

Sungguh aku tak pernah tahu.
Bagaimanakah cintamu.
Bagaimanakah sayangmu
padaku… kepadaku……..

Haaa… haaa…haaa…
Terkadang kau lembut.
Terkadang kau kasar.
Membuat hati bertanya.
Siapa kau… kau… kau…. Kau….

*. Andainya aku yang kau dambakan.
Mengapa hatiku ragu.
Menilai kesungguhanmu.

Aku mengharap kepastianmu.
Katakan yang sejujurnya.
Walaupun sakit kurasa.
Haaa… haaa…haaa…
Aku tak mungkin memaksamu.

SISA-SISA CINTA

Bila kumenatapmu,
Hati ku tak menentu.
Bila kita jumpa, berdebar hati di dada.

Mengapa ini terjadi,
Sungguh aku tak mengerti.
Sedangkan kita sudah, sudah berpisah.

Oh… bila kumenatapmu,
Hati ku tak menentu.
Oh… bila kita jumpa,
Berdebar dalam jiwa.

*. Cinta yang dulu pernah bersemi,
Sekian lama pergi kini datang lagi.
Mungkin disana masih ada cinta,
Sisa-sisa cinta didalam dada.

Oh… bila ku menatap mu,
Hati ku tak menentu.
Bila kita jumpa, berdebar dalam dada.


Srigala berbulu domba
Semua telah kuserahkan
padamu wahai kekasih.
Banyak sudah yang kukorbankan
untukmu wahai kekasih.
Setelah kau dapatkan semua dariku.
Dengan begitu mudahnya
aku kau campakkan.

Begitu manis rayuanmu, begitu mesra katamu.
Sepenuhnya aku percaya tanpa merasa curiga.
Kau tutupi sikapmu dengan warna madu.
Rupanya engkau s’rigala berbulu domba.

*. Tertawa puas engkau tertawa.
Dan bangga setelah memperdaya.
Tetapi ada yang kau lupakan.
Hukuman dan keadilan Tuhan.
Tiada dosa bebas tanpa balas.
Sebelum aku memaafkan.
Sebelum kau ku relakan.
Kemana langkahmu berjalan.
Pasti dalam murka Tuhan.
Walau dengan siapa kau berumah tangga.
Tak mungkin engkau bahagia
dengan beban dosa.

Suami kejam

Sungguh kau suami yang kejam.
Yang tiada berperasaan.
Bila engkau marah aku yang jadi sasaran.
Aku kau perlakukan bagai seekor hewan.

Lepaskanlah aku lepaskan.
Aku tak tahan, ku tak tahan.

*. Sesuka hatimu engkau
menjatuhkan tangan.
Jerit tangisku tiada engkau hiraukan.
Kau tahu aku hanya seorang perempuan.
Cuma menangis takkan bisamelawan.
Kejam… oh…kejam…

Bila aku salah berkata.
Maka tanganmu yang bicara.
Rupanya kau pikir tanpamu aku tak makan.
Hingga aku kau perlakukan seperti hewan.
Lepaskanlah aku lepaskan.
Aku tak tahan, ku tak tahan.
Suara hati
T : 126 Ikke Nurjanah Faizal Alatas

Debaran hatiku tak menentu,
setiap bercinta denganmu
dicumbu olehmu pujaan hatiku.
Sedetik rasanya tersiksa, selalu kuingin
berdua denganmu pujaan hatiku.
Semenjak pertama aku merasa,
Engkaulah pujaan jiwaku semoga bahagia .
Percaya dengan curahan hatiku
yang suci murni .

Bukalah hatimu wahai kasih
Pandanglah diriku ini yang selalu didalam kalbu
Kuharapkan cintamu untukku.
Dengarlah suara hatiku
Semenjak pertama aku merasa
Engkaulah pujaan jiwaku semoga bahagia.
Percaya sayang curahan hatiku yang suci murni .
Bukalah hatimu wahai kasih,
Pandanglah diriku ini sedetik rasanya tersiksa, Selalu kuingin berdua denganmu
pujaan hatiku.

Sudah tahu miskin
T :
Oh….. mengapa…..cintamu…….
Bagai embun pagi…….
Mudah hilang…diterpa matahari……..

Sudah tahu jalannya licin,
Mengapa engkau pakai sepatu.
Sudah tahu aku miskin,
Kenapa engkau mencintaiku..
Mengapa baru sekarang
engkau menghina diriku.
Aku tak ubah sampah
yang tiada berguna.
Sudah tahu aku orang miskin…….

*. Baru aku mengerti arti dirimu bagiku.
Hanyalah pelarian di saat kesepian.
Apa artinya cinta kau ucapkan padaku.
Sedangkan dirimu
kau serahkan orang lain.

Untuk apa kau berikan
mawar cintamu untukku.
Tetapi duri-durinya,
Kau tusukkan pula pada diriku.

Suling bambu
T : 140 Herlina Effendy Muchtar B

Hai suling bambu mengiringi irama lagu sungguh merdu ho o…………
Hai suling bambu suaramu meresap kedalam kalbu ho o…………
Hai suling bambu.

Suara suling mengingatkan masa lalu
dikala engkau membelaiku sayang.
Suara suling mengingatkan msa lalu
dikala engkau menciumku mesra.

Engkaulah suling bambu
membangkitkan kenangan.
Engkaulah suling bambu
menggugah perasaan.

Hai suling bambu suaramu meresap kedalam kalbu ho… o hai suling bambu.

Sumpah benang emas
T : 144 Elvy Sukaesih Herman Tanjung

Usulan benang bulae sumpah dari pantai Losari.
Disaksikan deru ombak, angin laut Makasar.
……………………………
Kadang ku berpikir kan mencari gantimu.
Sekian lamanya aku hidup menjanda.
Betapa tak pernah aku melupakannya.
Saat perceraian didepan penghulu.
Tetes air mata mengiring sumpahku.
Ku tak mungkin bersuami lagi.
Begitu juga kuminta padamu.
Kadang kuberpikir kan mencari gantimu.
Sekian lamanya aku hidup menjanda.
Dela na tak mungkin kulupakan.
Sumpah kita di pantai Losari.
Dela na pabila bawa karaeng.
Lalu berpindah ke tanah Jawa.
Begitu sumpah kita lalu engkau dan aku saling mencari gantinya.

Sunyi
T : 132 Iis Ariska Muchtar B

Sunyi…….. sesunyi ditengah malam.
Dalam hati ini sepi…………
bagai sepi tengah malam dalam jiwa ini,
Sejak kau putus cinta kasih............
cinta pertama.
Cinta……… mengapa dulu bertemu,
Akhirnya berpisah kasih……….
Mengapa dulu terpaku
kalau jadi pecah.
Kini tinggallah satu luka………….
cinta pertama.

Tiada hari-hari tanpa cintanya,
Tiada hari-hari tanpa dirinya.
Kini berpisah sakit…….
Tiada hari-hari tanpa candanya,
Tiada hari tanpa manjanya.
Kini berpisah sedih……..

Oh Tuhan yang kuasa tabahkan hatiku.
Didalam menghadapi kenyataan ini.
Surat cerai

Sejak pertengkaran minggu lalu.
Tak pernah kau pulang ke rumah.
Tak ku sangka kau semarah itu.
Hingga kau pergi tak kembali.
Tak kusangka……..

*. Sampai di suatu hari.
Ku terima sepucuk surat darimu.
Dengan berdebaran hati.
Ku buka sampul surat,
kemudian kubaca.

Betapa hancur luluh hatiku.
Setelah aku baca suratmu.
Rupanya pertengkaran yang lalu.
Membuat perpisahan kita.

Surat cerai yang kau kirim itu.
Ku terima tanpa berdaya….
Tak berdaya……..





Sorga dunia
T :156 Ruston Nawawi

Alangkah indahnya dunia
Kurasa sa..at ini, sa..at ini karena…
Ma..lam ini, ma..lam ini bahagia…
Oh dunia….serasa bagaikan di sorga.
Oh dunia….serasa bagaikan di sorga.

*.Ku dirayunya, ku dicumbunya.
Aduhai sungguh mesranya.
Ku dipeluknya, ku diciumnya.
Aduhai sungguh nikmatnya.

Tercapailah sega..la
gelora di jiwa ini.
Tercapailah sega..la
gelora di jiwa ini.
Angan-angan ku
melayang-layang tinggi
bagaikan di awan……Oh dunia….
Serasa bagaikan di sorga.
Oh dunia….serasa bagaikan di sorga.



Tangis bahagia
T :

Setelah kau pergi aku bersumpah.
Pintu hatiku tak akan
kubuka untukmu lagi.
Aku menangis bukan menyesali.
Kepergianmu dari hidupku.

Aku menangis kar’na bahagia.
Lepas dari semua derita.

( kembali keatas )

*. Bila dulu kau tulus mencintai diriku.
Mengapa kau biarkan
orang lain menjamahku.
Malah kau menutupi
kedua belah matamu.
Seakan kau menyuruhku
menjual diri ini.
Tapi kini engkau pergi.
Setelah aku menjadi layu.


Tak berdaya
T :

Sudah kehendak takdir kita berdua.
Berjumpa dan berpisah pula.
Ayah ibumu sayang telah memilih.
Pada jodoh yang lain.
Ku tak berdaya, Ku tak berdaya…

*. Maafkan aku kasih,
bukan aku tak sudi.
Menerima cintamu setulus hati.
Asal engkau bahagia
rela kumelepasmu.

Turutilah kehendak orang tuamu.
S’lamat berpisah sayang ku kirim doa.
Semoga kau bahagia sepanjang masa.
Sudah kehendak takdir kita berdua.
Berjumpa dan bercinta, berpisah pula.
Ku tak berdaya…., ku tak berdaya….

Takdir
T : 124 Nais Larasati Dayu Ag & Caryati

Bagaikan petir di siang hari,
bagaikan layang
putus dari benangnya.
Bagaikan langit…….. tertutup awan.
Sekian lama kita membina,
Sekian lama kita bahagia
suka dan duka………. kita jalani.

Kau putuskan tali perkawinan kita.
Kini diriku……… menjadi janda.
Kini dirimu telah berdua lagi.
Kini diriku…….. jadi merana.

Tiada kusangka…. tiada kuduga….
Badai melanda… tali rumah tangga.
Cinta yang suci….. selama ini……
Musnalah sudah ditelan api.



Tak mungkin
T :

Walaupun kau bilang cintamu agung.
Dan kasih sayangmu setinggi gunung.
Tiada sebanding dengan siapapun.
Kata dan sikapmu terpuji dan agung.

Itu tak’kan menjadi goyah
adanya iman di dada.
Itu suara setan durjana,
akhirnya diri celaka.
Walaupun kau bilang
cintamu agung.

*.Kata-kata rayuan yang penuh nafsu.
Tiada mungkin bertahan lama.
Dari tatapan sinar matamu saja.
Tergambar betapa itu dusta.

Bila kuturut dan mengiya saja.
Pasti kau senang dan terbang.
Tinggal diriku tiada pegangan.
Menyesali nasib badan.

Tak sebening hati
T :
Belum tentu hatinya
sebening hatiku.
Mengapa kau tinggalkan aku.
Apakah dosa dan salahku
padamu…

*. Jangan mudah berjanji
bila kau tak tepati.
Cukup hanya sekali ini
kegagalan cinta pertama.
Cukup sekali ini
Kegagalan cinta pertama.
Kenangan yang tak kan kulupakan.










Tak tega
T :

Inikah…. Takdirku oh, Tuhan……

Mau diapakan
perkawinan kita ini.
Sudah sekian lama
kita hidup berdua.
Tetapi sikapmu selalu
dingin kepada diriku ini.

Terkadang terasa kecewa hatiku.
Mungkin dihatimu
ada orang pertama.
Tersirat di hatiku ingin kawin lagi.
Tetapi aku tak tega.

*. Apakah, apakah kita harus selamanya begini.
Tak tega, tak tega
aku tak tega menyakiti hatimu.
Kar’na diriku ini
masih mencintaimu.


Teman biasa
T :

Keramahanku kepadamu,
Kebaikanmu kepadaku.
Bukan berarti bahwa, aku cinta kepadamu.
Bukan berarti bahwa, aku ini kekasihmu.
Tapi sikapmu kepadaku,
seakan aku kekasihmu.

*. Sejak aku kenal padamu.
Kau kuanggap teman yang biasa.
Sungguh aku tiada menduga.
Kalau engkau mengatakan cinta.
Rupanya aku membuat engkau jatuh cinta.

Janganlah lagi kau nyatakan.
Rasa cintamu kepadaku.
Karena sesungguhnya
aku tak mencintaimu.
Tak mungkin kupaksakan
untuk mencintai kamu.
Mulai sekarang kau anggaplah
diriku ini teman biasa.

Tembok derita
T : 130 Asmin Cayder

Pak Hakim dan pak Jaksa,
kapan saya akan disidang.
Sudah tiga bulan mendekam
belum juga ada panggilan.

Saya sudah tidak tahan,
Tiap malam kedinginan.
Tidur diubin tak bertikar,
nyamuk-nyamuk menjengkelkan.
Saya ingin cepat pulang.

* Dalam tembok derita,
aku menebus dosa.
Dalam tembok derita,
menjadi narapidana.

Dalam tembok derita,
jauh dari orang tua.
Dalam tembok derita,
sebagai narapidana.
Tobat tujuh turunan,
semoga tak’kan terulang.
Kalau bebas ingin sadar,
menjadi orang yang benar.
Teras biru
T : 150 Kristina Solid AG

Disudut remang-remang malam
Diteras biru kumeratap sedih.
Sendiri-sendirilah aku merintih,
merintihlah aku kar’namu.
Ingin rasanya ku menjerit
menuangkan rasa sakit hatiku.
Tak mungkin, tak mungkin,
tak mungkin dirimu,
dirimu kembali padaku
ho… ho…ho…ho..
menusuk dalam dada.
Di sudut remang-remang malam.

Seribu cinta yang datang
mengharap bunga dariku
kutolak, kutolak, kutolak.
Seluruh cintamu yang menimbang hatiku..
Kutakut bertambah parah
bilaku bercinta lagi.
Sakitnya, sakitnya, sakitnya, sakitnya hatiku
ho… ho… ho… ho… belum kering luka hati ini.
Diteras biru ku sendiri-sendiri lagi
disudut remang-remang malam.

Terazana
T : 190 Elvy Sukaesih Oma Irama

Pernah aku melihat,musik di Taman Ria.
Iramanya Melayu duhai sedap sekali.
Iramanya Melayu duhai sedap sekali.

Sulingnya suling bambu,
gendangnya kulit lembu.
Dangdut suara gendang,
Rasa ingin berdendang.
Dangdut suara gendang,
Rasa ingin berdendang.

Terazana…. Terazana….
Itu lagunya, lagu India.
Hai merdunya…hai merdunya…
Merdu suara hai penyanyinya.
Serasi dengan indah gayanya.

Kar’na asyiknya aku,hingga tak kusadari.
Pinggul bergoyang-goyang
rasa ingin berdendang.
Pinggul bergoyang-goyang,
rasa ingin berdendang.

Terguncang
T : 102 Yunita Ababiel H.Alik Ababiel

Pernahkah kau memikirkan,
saat aku kau tinggalkan.
Tersiksanya jiwa badan,
hampa tanpa pegangan.
Memilih ‘tuk berpisah demi orang ketiga.
Pernah kau yakinkan aku,
berharap ‘tuk kembali.
Bila neraka kau beri,
tak mungkin kujamah lagi.
Pernahkah kau memikirkan,
saat aku kau tinggalkan.

* Hilang kebiasaan merias wajah diri.
Selera rasapun sirna, pahit dilidah.
Didalam kegalauan kucoba ‘tuk bersabar.
Siang malam kuberdo’a mohon pada-NYA.

Tuhan bimbinglah aku
agar s’lalu dijalan-MU.
Kuatkanlah imanku
dan tabahkanlah hatiku.
Pernahkah kau memikirkan,
saat aku kau tinggalkan.

Kembali dari *
Terhalang dinding kaca
T :
Kasih…. Mengapa ada orang yang ingin
memisahkan cinta kita.

Mungkin sebelum diriku
mencintai dirimu.
Kedua orang tuamu
telah menjodohkan
pilihan hatinya
untuk orang lain.
Sehingga kini cintaku
terhalang dinding kaca.
Dirimu dapat kulihat,
tapi tak dapat ku sentuh.

Seperti kemarin kala masih berdua.
Malang sungguh malang nasib kita.
Gelapnya dunia pada malam hari.
Tapi tak segelap hatiku yang sunyi.
Andaikan ragaku dapat
menembus kaca.
Tak’kan kubiarkan
orang menyentuhmu.



Terlambat
T : 134 Wawa Marisa S.Achmadi

Berulang kali ku mengatakan.
Agar diriku engkau lupakan.
Kar’na diriku kini oh..
t’lah bersuami.
Pintu hatiku tertutup sudah.

Andaikan saja ku masih sendiri.
Pasti aku mau kau jadikan istri
Andaikan saja ku masih sendiri.
Pasti aku mau kau jadikan istri

Tiada salahnya kau cinta padaku.
Tetapi sayangnya semua itu.
Kini bagi dirimu terlambat sudah.
Pintu hatiku tertutup sudah.


terlena
T :155 Ikke Nurjanah Kuntet Mangkulangit

Masih terngiang di telinga..ku…,
bi..sik cin..ta..mu..
Betapa lem..but dan mesra..nya…,
A..ku ter..le..na.., terlena….kuterlena..
Tiada terasa air mata..ku…,
ba..sah..i pi..pi..
Aku terha..ru dan ter..bu..ai..,
A..ku ter..le..na.., terlena…kuterlena..

* Sung…guh aku… baha..gia…
Benih cinta yang kau ta..nam…..
Bersemi… indah di hati…..
A…ir mata baha..gia…
Ja..ngan menjadi duka….
Bersama… kita s’lamanya…
Kuterlena dalam buai asmara.
Kembali ke *
Kembali ke dari atas


Termenung
T : 130 Ellya Kadham

Aku tak mengerti
mengapa kau sampai hati.
Tidakkah kau tahu
betapa cintaku oh suci.
Sungguh tak kusangka
bila hatimu berduri.
Bilakah terjadi
setelah aku jatuh hati.

Betapa sakit hatiku
melihat kau berjalan
dengan seorang wanita.
Betapa kukecewa
setelah tahu
kau berjalan begitu mesra.
Aku tak kuasa untuk melihatnya.
Akhirnya kukecewa,
tapi oh bukanlah diriku
pengemis cinta.
Cukuplah sekali kecewa
dalam hidupku.

Termiskin di dunia
T : 120 Hamdan ATT Endang Raes

Bukan ku menolakmu,
untuk mencintaimu.
Tetapi lihat dulu siapakah diriku.
Kar’na engkau dan aku,
sungguh jauh berbeda.
Kau orang kaya,
aku orang tak punya.
Sebelum terlanjur,
pikir-pikirlah dulu.
Sebelum engkau menyesal kemudian.

Jangankan gedung,
gubukpun aku tak punya.
Jangankan permata,
uangpun aku tiada.

Aku merasa orang termiskin di dunia.
Yang penuh derita,
Bermandikan air mata.
Itulah diriku, kukatakan padamu.
Agar engkau tahu,
Siapakah aku.

Terpaksa

Sungguh terpaksa aku menyanyi.
Mengharapkan tuan
bermurah hati.
Coba dengarkan aku menyanyi.
Membawa suara jeritan hati.
Oh… Oh…….. Oh…. Oh…

Sungguh aku malu tiada terkira.
Menadahkan tangan
meminta-minta.
Karena terpaksa diriku lakukan.
Yang kupinta
hanya sekedar makan.
Melalui lagu ku sentuh hatimu.









Tersiksa
T:
Mengapa aku tersiksa lagi.
Sunyi terasa jiwa di hati.
Biarlah aku yang jadi contohnya.
Korban dari kepalsuan cintamu.
Biarlah aku tersiksa lagi.

*. Aku tak menyangka
dan di sangka.
Kalau akhirnya penuh derita.
Kar’na dulu aku yang merasa.
Betapa cintamu begitu suci.
Tapi kini aku kecewa.



trauma
T : 120 Yunita Ababiel Aol Wafa & Alik Ababiel

Tak mudah untuk menerima,
menjalin kasih asmara.
Tiada gairah untuk bercinta
terlalu dalam luka didada
entah mengapa… ku tak percaya...
mungkinkah trauma…. kegagalan
dari kegagalan yang kurasa.
Begitu berat beban kubawa.
Dari ratapan hati yang terluka.

Keinginan ‘tuk bercinta sirna,
Keraguan s’lalu datang menyiksa.
Ya Illahi kabulkanlah do’aku,
Kuserahkan semua ini padamu.
Didalam kehampaan jiwa pasrahku kepadamu Tuhan… Tuhan…



Tung keripik
T :
Tung… keripik
ahai tulang bawang.
Kalau bibir tergigit
sakit bukan kepalang.
Tung… keripik ahai
tulang bawang.
Kalau pacar yang gigit
sakit tak mau hilang.

*.Wa..laupun sakit tapi tidak di rasa.
Itu karena adanya rasa cinta.
Cin..ta bisa
menghilangkan rasa sakit.
Dan… juga bisa
menimbulkan penyakit.






Umpan cinta
T : 180 Thomas Djorghi Fazal Dath

Baru pertama kali
aku memandang kamu
Hatiku sudah tergoda
melihat senyum manismu.
Dibibirmu mengandung umpan,
Dipipimu mengandung umpan,
Dirambutmu mengandung umpan,
Dipinggulmu mengandung umpan,
Ditubuhmu mengandung umpan, Ditubuhmu mengandung umpan.

Merah bibirmu merah delima.
Putih kulitmu bak mutiara.
Ingin rasanya aku tenggelam
dalam pelukan cinta sucimu.
Walaupun hanya satu malam
kau belai aku didalam mimpi .
Walaupun hanya satu malam
kau belai aku didalam mimpi .

Kembali dari atas
Undangan palsu

Kalau saja aku tahu,
Salamah itu namamu.
Tak mungkin aku hadiri
pesta perkawinan ini.
Engkau kirimkan surat undangan.
Kau tulis nama palsu belaka.
Semula aku tiada percaya.
Dirimu tega khianati cinta.

Kado yang kubawa ini
tak kuasa aku berikan.
Karena aku kecewa
engkau binasakan cinta.

*.Mengapa tega kau mengundangku.
Ataukah sengaja menyakitiku.
Sungguh hatimu tiada perduli.
Kau anggap diriku tak punya hati.

Sejuta sesal dalam hatiku.
Mengenang cinta
dan nama palsu.


Untukmu

Kasih kunyanyikan lagu ini untukmu.
Di dalam tangis dan kebahagian.

Ku tujukan laguku ini.
Untukmu kasih yang kini bahagia.
Dengan seorang dara pilihanmu.
Hingga kau tinggalkan aku
tanpa suatu alasan.

*.Sejak saat engkau hidup bersamanya.
Sejak saat itu pula
hatiku merana.
Sampai hatimu
hingga tak menghiraukan.
Betapa derita yang aku rasakan 2x

Tak kusangka begini akhirnya.
Engkau tinggalkan aku
tanpa suatu alasan.



Waru Doyong
T : 150 Cucun Novia

Waru doyong kang mas pinggir jalan.
Ngeluyur mas, kang mas cari kenalan.
Kenal sama orang eretan
orangnya gagah dendi pisan.
Waru doyong kang mas pinggir kali.
Ngeluyur mas, kang mas.
Sambil mencari,
mencari yang lewat tadi.
Yang lewat tampan sekali.

Waru doyong kang mas dipesisir.
Ngeluyur mas, kang mas.
Sembari naksir,
naksir sama orang bankir.
Orang bankir Bandar Pasir.
Waru doyong kang mas pinggir laut.
Ngeluyur mas, kang mas.
Sambil kepincut,
Kepincut penjual cucut.
Orangnya ramah jarang cemberut.

Wulan merindu
T : 124 Cici Faramida Akur

Sunyi sepi malam tanpa sinar bulan,
Sesepi diriku sendiri dalam penantian.
Tak tahan rasanya gelora di jiwa
ingin segera bertemu duhai kekasihku,
duhai pujaanku aku rindu…………kepadamu.

Sekian lamanya kumemendam rasa
tak tertahan lagi rasa gundah didalam dada.
Teringat dirimu terbayang kau s’lalu setiap malam malamku, datanglah sayangku hadirlah kasihku wulan ini…… merindu.

Betapa indahnya dunia terasa
bila kau ada disisiku.
* Alangkah syahdunya seakan terasa
bagaikan ku dialam syurga.
Bawalah diriku oh sayang
kuingin selalu bersamamu.
Tak sanggup lagi diri ini
berpisah denganmu kasih.
Cintaku sayangku kasihku
kuserahkan hanya kepadamu.
Semoga Tuhan merestui, bahagia selamanya.
Kembali dari *
Bahagia selamanya berdua kita s’lamanya bahagia selamanya.
Yang kurindu
T : 186 Denny Malik Zoel Anggara

Jangan kau katakan kusudah tak sayang. Sedangkan dirimu masih kurindukan.
untuk melupakan yang engkau berikan.

Kemanapun aku pergi
cintamu s’lalu kubawa.
Dimanapun aku berada hanya kamu yang kudamba, menemani hidupku.
Jangan kau katakan kusudah tak sayang sedangkan dirimu masih kurindukan.

Sungguh tak pandai
kumelupakan tulusnya cinta yang kau berikan.
Hati bahagia karena kamu,
Untuk apa cari yang lain.

Kamu yang kumau,
Kamu yang kusuka selalu.
Kamu yang kusayang,
Kamu yang kurindu selalu.


Yang sedang-sedang saja
T : 155 Yuni Azis Akur

Dia tidak ganteng mak, dia tidak jelek mak.
Yang sedang-sedang.. sa..ja,
yang penting… di..a seti..a…

+ Aku suka dia mak, aku sayang dia mak.
Kasih dan rinduku i..ni..
tentunya.. untuk si di..a….

* Sedalam-dalamnya lautan Hindia,
lebih dalam lagi cintaku padanya.
Sesuci dan sebeningnya embun pagi, begitulah cintaku pada dirinya.
Dia nomor satu pilihanku,
dia nomor satu idamanku.
Pria sepertinya yang kumau.
Yang sedang-sedang saja.
Yang sedang-sedang saja.
Yang sedang-sedang saja.
Yang sedang-sedang saja.
Kembali dari + *
Yang tersayang
T : 130 Imam SA & Nana M. Imam SA & Jhonny Iskandar

Yang kau sangat kucinta.
Yang kau paling ku sayang.
Hidup matiku aku serahkan
hanya untukmu sayang.
Cuma kamu……… Cuma kamu di hatiku.
Dunia ini hampa kurasakan tanpa dirimu…ada disisiku.

Yang kucinta padamu.
Yang kusayang padamu.
Engkau dan aku telah menyatu.
Satu jiwa dalam cinta.

Andaikan matahari terbit dari barat.
Tak akan goyah cintaku kepadamu.

Apapun yang terjadi aku tak perduli.
Rela kumati demi dirimu kasih.
Aku tetap milikmu.
Tuhan restuilah cinta kami berdua,
sampai nanti ke Taman Surga.

0 komentar:

Posting Komentar